Pengusaha Buka-bukaan Kabar Perusahaan di Cikarang dan Karawang Hengkang
Kadin Provinsi DKI Jakarta merespons terkait kabar adanya ratusan perusahaan di Cikarang dan Karawang hengkang. benarkah ada yang hengkang?
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Provinsi DKI Jakarta Diana Dewi merespons terkait kabar adanya ratusan perusahaan di Cikarang dan Karawang hengkang.
Dia mengungkapkan, pengusaha yang memutuskan untuk memindahkan usaha dari kedua lokasi industri tersebut mayoritas dari sektor padat karya.
"Untuk pengusaha Cikarang dan Karawang yang hengkang memang terjadi, kebanyakan dari sektor padat karya. Hal ini terkait dengan efek penetapan UMK kota tersebut," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, ditulis Kamis (23/6/2022).
Baca juga: Pengusaha Dilema Terkait Cuti Melahirkan 6 Bulan, Kadin Berikan Win-win Solution
Menurut Diana, hal ini memang selalu jadi masalah, mengingat penetapan dibuat dengan tidak mempertimbangkan kondisi dunia usaha yang sedang berusaha bangkit kembali akibat pandemi.
"Harusnya kami dunia usaha diajak bicara dalam hal penetapan yang terkait dengan ketenagakerjaan. Jangan hanya ketika terjadi permasalahan saja, baru kami diajak untuk berdialog," katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Meeting Incentive Conference Exhibition (MICE) Kadin Indonesia Budiarto Linggowijono menjelaskan, informasi adanya ratusan perusahaan di Cikarang dan Karawang hengkang masih memerlukan cross-check dengan pihak-pihak yang resmi dan terpercaya.
Baca juga: Promosikan Forum B20, KADIN Indonesia Lakukan Tur Eropa
"Kita tahu hengkang sendiri bukan proses yang murah karena menyangkut aset dan harta tak bergerak. Siapa tahu kalau yang dibilang hengkang adalah karyawan, manajer, atau direktur yang memang perlu diganti orang baru, bukan seluruh entitas perusahaanya, sehingga perlu klarifikasi lebih lanjut," tutur dia.
Meski belum mendapat data rinci dan valid soal hengkang itu, Budiarto menilai penyebab umum perusahaan hengkang yakni tidak mampu lagi bersaing di pasar, sehingga bekerja di bawah kapasitas produksi yang tidak efisien secara product pricing.
"Kalau produksinya sustain dan berjaya di pasarnya, tentu tak ada masalah upah SDM atau masalah teknis operasional. Apalagi infrastruktur transportasi dan konektivitas seputar Cikarang dan Karawang semakin kompetitif, yang berpengaruh langsung terhadap faktor efisiensi produksi," pungkasnya.