Sosialisasi Sadar Wisata Berlanjut ke Kabupaten Simalungun dan Toba
Kemenparekraf melanjutkan rangkaian kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata kepada para pelaku usaha di 4 desa wisata di Kabupaten Simalungun dan Toba.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melanjutkan rangkaian kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata kepada para pelaku usaha pariwisata di 4 desa wisata di Kabupaten Simalungun dan Toba, Sumatera Utara.
Plt Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Frans Teguh mengatakan Sosialisasi Sadar Wisata menjadi program strategis di tengah situasi pandemi yang tengah bergerak menuju endemi.
“Kita perlu menata dan memastikan upaya-upaya untuk mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” ucap Frans, dikutip Sabtu (25/6/2022).
Frans menegaskan kekuatan pariwisata saat ini berada di wilayah pedesaan, sehingga hal paling mendasar dan diperlukan dalam mewujudkan pariwisata berkualitas adalah standar pelayanan sebagai tuan rumah.
“Para pelaku usaha pariwisata tentu berharap para wisatawan merasa betah, nyaman, berkunjung dalam durasi yang lama bahkan akan datang kembali. Untuk itu aktivitas wisata yang ditawarkan harus memberikan pengalaman terbaik dan unik sehingga menarik bagi wisatawan,” tuturnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, sosialisasi ini untuk membangun kesadaran para pelaku pariwisata dalam mengembangkan potensi pariwisata desa tiga pilar Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability).
Baca juga: Cuma 2,5 Jam Naik Pesawat dari Jakarta, Medan Punya 7 Tempat Wisata Seru untuk Hilangkan Penat
“Pandemi COVID-19 berdampak signifikan khususnya bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kita terus mendorong pariwisata berkualitas yang menawarkan experience atau pengalaman unik yang membawa kenyamanan bagi para wisatawan,” tutur Sandiaga.
“Desa Wisata menjadi salah satu alternatif destinasi wisata alam yang dapat menghadirkan keunikan, melalui ciri khas produk lokal, atraksi daerah, serta pelayanan berkualitas,” tambahnya.
Baca juga: 5 Aktivitas Seru saat Liburan ke Desa Wisata Pemuteran, Surga Wisata Laut di Bali
Selain mengembangkan produk dan atraksi unik dari setiap desa, Menparekraf juga menegaskan pentingnya penerapan Sapta Pesona dan CHSE.
“Standarisasi CHSE menjadi terpenting untuk meyakinkan wisatawan, karena wisatawan cenderung memilih destinasi yang mengedepankan rasa aman, nyaman, bersih, sehat dan seiring keberlanjutan lingkungan,” ucapnya.
Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Florida Pardosi mengatakan, selama ini Sadar Wisata telah lama menjadi landasan pengembangan kepariwisataan dengan pilar utama Sapta Pesona.
Baca juga: Tuksedo Studio Menjadi Destinasi Wisata Otomotif pada Vespa World Day 2022
Namun perbedaannya dengan Kampanye Sadar Wisata kali ini adalah program dilakukan secara lengkap, komprehensif, lebih kekinian dan adaptif sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dengan adanya elemen pelayanan prima dan CHSE.
“Selain itu, kegiatan ini juga bersifat berkelanjutan dan berkesinambungan yang dilakukan dari hulu ke hilir, mulai dari sosialisasi, pelatihan, pendampingan, penyusunan program pengembangan desa wisata, pendampingan, penilaian hingga apresiasi. Kami juga menyasar warga yang mayoritas belum pernah mengikuti kegiatan sadar wisata sebelumnya,” jelas Florida.
Selain itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simalungun M Fikri Fanani Damanik berharap para pelaku pariwisata yang telah dididik nantinya dapat menjadi contoh dan inspirasi dalam pengembangan pariwisata desa.