Perusahaan Perlu Kuasai 6 Trik Ini untuk Jalankan Strategi Komunikasi di Era Disrupsi
Tren disrupsi yang terjadi akibat pandemi saat ini ditandai inovasi dan perubahan besar-besaran yang secara fundamental mengubah semua sistem
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tren disrupsi yang terjadi akibat pandemi saat ini ditandai inovasi dan perubahan besar-besaran yang secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan lanskap dengan cara-cara baru.
Karenanya, perusahaan perlu beradaptasi dalam menjalankan strategi komunikasinya ke audiens dan masyarakat luas agar tetap efektif.
Founder sekaligus CEO of LSPR Communication and Business Institute Prita Kemal Gani mengatakan, fungsi kehumasn yang unggul mampu meningkatkan dan memperkuat kualitas komunikasi internalnya terlebih dulu yang kemudian dilanjutkan pada penguatan komunikasi eksternal.
Baca juga: Pentingnya Kedaulatan Digital Indonesia di Era Disrupsi Teknologi
"Sebelum kita menyampaikan ke masyarakat atau pihak luar mengenai informasi perusahaan, sangat penting bagi sebuah fungsi PR untuk memperkuat terlebih dahulu komunikasi internalnya," ujarnya di Webinar Build Up PR Skill with Prita Kemal Gani bertajuk “Become Excellent Public Relations in Disruption Era” yang diselenggarakan PT Federal International Finance (FIF) baru-baru ini.
Tujuannya, untuk menghindari terjadinya missed-communication pada penyebaran informasi ke eksternal perusahaan khususnya kepada pemangku kepentingan.
Dia menjelaskan, untuk mendukung komunikasi yang efektif dan efisien di perusahaan, sangat dibutuhkan kemampuan PR yang baik dan mumpuni dalam menjaga alur komunikasi.
Mantan ketua umum Perhumas ini juga menjelaskan ada dua skill utama yang perlu dikuasai oleh seorang PR unggulan, yaitu Communication dan Leadership Capabilities.
“Communication capabilities atau kemampuan komunikasi menjadi sebuah fundamental yang sangat dibutuhkan bagi seorang PR unggulan. Kemampuan ini tentunya menjadi faktor utama yang harus selalu ditingkatkan untuk bisa menjalankan fungsi PR yang efektif,” tuturnya.
Baca juga: Tak Bosan Ingatkan Generasi Muda, Erick Thohir Sebut Tantangan Saat Ini Adalah Disrupsi Digital
Berikut poin-poin penting mengenai communication capabilities menurut Prita Kemal Gani:
1. Komunikasi Interpersonal
Penguasaan pada interpersonal communication skill di situasi tatap muka antara dua orang atau lebih dapat dilihat dari hubungan kita dengan orang-orang di sekitar, di mana jika hubungan yang dibangun berjalan baik, akan menjadi cermin dan tolak ukur kemampuan interpersonal yang dimiliki.
2. Research skill
Ini adalah kemampuan untuk melakukan penelusuran terhadap informasi yang akan dipublikasikan maupun diterima untuk memahami dan memastikan kebenaran serta keakuratan informasi tersebut.
3. Analytical skill
Ini merupakan kemampuan menganalisis sebuah informasi yang didapat dengan cara mendengarkan maupun membaca.
4. Writing Skill
Ini adalah kemampuan menulis sebuah informasi yang mudah dipahami, sehingga pesan yang disampaikan oleh pengirim sama dengan pemahaman penerima pesan.
5. Speaking Skill
Bagian ini adalah kemampuan untuk berbicara baik di depan publik ataupun audiance.
Presentation Skill adalah kemampuan untuk mempresentasikan sebuah materi informasi kepada khalayak.
6. Master of Story Telling
Ini merupakan kemampuan untuk menceritakan informasi dengan efektif, di mana audiance dapat memahami cerita yang disampaikan dengan mudah.
Menurutnya, selain communication capabilites, seorang PR unggulan juga harus memiliki leadership capabilites sebagai dasar individu untuk melakukan manajemen fungsi PR yang baik.
“Communication capabilities yang baik tidak akan efektif apabila kemampuan leadership seorang PR tidak diasah. Leadership capabilites yang baik tentunya dapat mendorong peningkatan efisiensi fungsi kehumasan,” tutur Prita.
Baca juga: Muhadjir Effendy : Pemimpin di Era Disrupsi Dituntut Berpikir Luwes dan Adaktif
Berikut penjelasan Prita tentang leadership capabilities:
Leadership Capabilities
a. Leadership skill, dalam hal ini leader atau kepemimpinan yang dimaksud merupakan kemampuan seorang PR untuk bisa mengontrol dirinya sendiri dalam situasi apapun yang dapat berdampak pada fungsi kehumasan yang dijalankan.
b. Planning, organizing, and implementing adalah kemampuan dalam mengatur sebuah komunikasi mulai dari tahapan mempersiapkan, mengorganisir, hingga mengimplementasikannya.
c. Management Skill, ini merupakan kemampuan manajemen sebuah sistem dan program komunikasi seorang PR.
d. Direction and Controlling, ini adalah kemampuan seorang PR dalam mengarahkan proses komunikasi yang dilakukan dan mengontrol proses komunikasi tersebut agar tetap berjalan sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.
“Communication dan Leadership Capabilities ini menjadi sebuah fundamental yang sangat dibutuhkan bagi seorang PR unggulan untuk terus ditingkatkan agar dapat menjalankan fungsi kehumasan, apabila fungsi ini dapat berjalan dengan efektif, tentunya akan berdampak kepada pertumbuhan dan kestabilan perusahaan,” tutur Secretary General of ASEAN Autism Network (AAN) ini.
Human Capital, General Support, and Corporate Communication Director FIFGROUP, Esther Sri Harjati menambahkan, komunikasi, dalam bentuk apapun, verbal maupun non verbal, langsung dan tidak langsung, merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
"Begitu juga untuk lingkup perusahaan yang lebih kompleks kebutuhan komunikasinya,” kata Esther sembari menambahkan bahwa kehadiran salah satu tokoh PR Indonesia tersebut membuka cakrawala pengetahuan terkait komunikasi dan public relations bagi seluruh peserta.
Menutup kegiatan tersebut, Chief of Corporate Communication and CSR FIFGROUP, Yulian Warman, menyampaikan, peran kehumasan sangat penting untuk tetap mempertahankan kestabilan sebuah perusahaan.
Menurut Yulian, fungsi komunikasi menjadi bagian yang penting untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan agar perseroan dapat tumbuh secara berkelanjutan.
“Di dalam setiap aspek proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, komunikasi yang baik menjadi hal dasar sebuah perusahaan dapat bertahan bahkan di saat krisis," kata Yulian.