Tak Terdampak Inflasi Global, Singapura Tegaskan Ekonominya Jauh dari Potensi Resesi
Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong menegaskan kondisi ekonomi negaranya saat ini masih kebal akan potensi resesi.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Di tengah panasnya inflasi akibat lonjakan pangan dan bahan bakar di pasar global, Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong justru menegaskan kondisi ekonomi negaranya saat ini masih kebal akan potensi resesi.
“Kami tidak mengharapkan skenario resesi atau stagflasi tahun depan," kata Wong, dalam rapat parlemen Senin (4/7/2022).
Pernyataan tersebut dilontarkan Wong setelah ekonomi Singapura dalam beberapa bulan terakhir terpantau stabil dan tidak menunjukkan tanda-tanda peningkatan indeks harga konsumen (CPI) yang berpotensi menghadirkan inflasi.
Baca juga: Penyesuaian Tarif Listrik Disebut Tak Berdampak Signifikan Terhadap Inflasi
Justru di sepanjang tahun ini, angka pertumbuhan ekonomi Singapura terlihat meningkat di angka 3,8 persen dan diperkirakan tumbuh lagi sebanyak 3 persen di tahun selanjutnya.
Sebelum adanya kenaikan ini, Bloomberg sendiri telah memprediksi bahwa ekonomi Singapura akan naik di kisaran 3 persen hingga 5 persen pada tahun ini.
Situasi ini berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi beberapa negara besar di dunia yang kini tengah berjuang bangkit dari jurang resesi, imbas dari adanya pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan The Fed dengan menarik suku bunganya menjadi 75 poin.
Baca juga: Kendalikan Inflasi, Bank Sentral Malaysia Berencana Naikkan Suku Bunga
Kebijakan agresif ini lantas memicu yang lainnya untuk ikut mengerek naik suku bunga negaranya demi mengendalikan harga pangan dan energi yang kian melambung naik. Namun sayangnya tindakan tersebut justru menghadirkan tekanan nyata bagi masyarakat dunia.
Bahkan, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional telah memangkas perkiraan pertumbuhan global mereka untuk tahun ini demi menjaga keseimbangan agar dapat memperlambat perekonomian dunia tanpa harus menjatuhkan sejumlah negara ke dalam jurang resesi.
Untuk mencegah hadirnya resesi, Singapura diketahui telah meluncurkan berbagai cara untuk mengendalikan laju harga bahan pokok, salah satunya dengan memberikan paket bantuan sebanyak 1,5 miliar dolar AS pada rumah tangga berpenghasilan rendah dan beberapa bisnis terdampak di bulan Mei lalu.
Dengan cara ini Wong menyebut Singapura terbukti bisa melewati ancaman inflasi dan resesi di saat yang lain tengah dibayangi kecemasan ekonomi.