Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi Global, Manufaktur RI Bakal Sulit Dapat Bahan Baku, Masyarakat Didorong Pakai Produk Lokal

inflasi global berdampak cukup besar bagi manufaktur Indonesia, dimana industri mulai sulit mendapatkan bahan baku.

Editor: Sanusi
zoom-in Inflasi Global, Manufaktur RI Bakal Sulit Dapat Bahan Baku, Masyarakat Didorong Pakai Produk Lokal
dok Kemenperin
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, mengatakan inflasi paling tinggi berpengaruh pada logistik dan bahan baku. 

Dirinya melihat sudah mulai ada tanda-tanda inflasi mengarah ke stagflasi.

Sebagai informasi, seperti dilansir Kompas, stagflasi adalah kondisi ekonomi yang ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang melemah dan angka pengangguran yang tinggi.

Baca juga: Tekan Inflasi, Bank Sentral Korea Selatan Kerek Suku Bunga 50 Poin

Kondisi ini biasanya diikuti dengan kenaikan harga-harga atau inflasi.

Stagflasi juga bisa didefinisikan sebagai kondisi pada sebuah periode inflasi yang dikombinasikan dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB).

"Kenaikan inflasi yang tinggi bulan Juni misalnya bersifat abnormal, karena secara musiman paska lebaran idealnya inflasi mulai menurun akibat normalisasi harga pangan," papar Bhima kepada Tribunnews, Jumat (1/7/2022).

"Inflasi yang tidak wajar pertanda adanya sinyal Stagflasi yakni kondisi kenaikan inflasi tidak dibarengi dengan naiknya kesempatan kerja," sambungnya.

Bhima kembali melanjutkan, masih ada 11,5 juta orang tenaga kerja yang terdampak pandemi, diantaranya korban PHK dan masih alami pengurangan jam kerja.

Baca juga: Penyesuaian Tarif Listrik Disebut Tak Berdampak Signifikan Terhadap Inflasi

Berita Rekomendasi

Tekanan inflasi beberapa bulan ke depan diperkirakan berlanjut sehingga inflasi hingga akhir tahun dapan mencapai 4,5 persen hingga 5 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Risiko terbesar adalah imported inflation yakni pelemahan kurs yang membuat harga berbagai barang didalam negeri meningkat.

Maka dari itu, lanjut Bhima, sudah waktunya Pemerintah lebih serius soal pangan.

Pemerintah juga harusnya menambah alokasi subsidi pupuk, karena biaya produksi pangan naik akibat harga pupuk mahal.

Kemudian, pemangkasan rantai distribusi bahan pangan juga wajib dilakukan. Karena terlalu panjang, sehingga kenaikan harga pangan tidak menguntungkan petani. Tetapi malah menguntungkan spekulan atau pedagang besar.

"Pemerintah juga harus memperkuat jaring pengaman sosial khususnya bantuan selama pandemi harus dilanjutkan agar 40 persen kelompok paling bawah bisa terlindungi dari stagflasi," ungkap Bhima

"Pemerintah juga perlu naikkan serapan kerja di sektor industri manufaktur maupun UMKM dengan bauran kebijakan," pungkasnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas