Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

LPS: Investor Ritel Redam Tekanan Global Terhadap Perekonomian Domestik

LPS menyatakan peran investor ritel dan milenial penting untuk meredam tekanan kondisi sosial politik di tingkat global terhadap pertumbuhan ekonomi

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in LPS: Investor Ritel Redam Tekanan Global Terhadap Perekonomian Domestik
Merchantunionbank
Ilustrasi investasi. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan peran investor ritel dan milenial penting untuk meredam tekanan kondisi sosial politik di tingkat global terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan peran investor ritel dan milenial penting untuk meredam tekanan kondisi sosial politik di tingkat global terhadap pertumbuhan ekonomi.

Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan, dan Statistik LPS, Priyanto Budi Nugroho menyatakan, kondisi sosial politik di tingkat global hingga kini masih berdampak besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi domestik.

"Karena itu, peran investor ritel maupun milenial menjadi sangat penting dalam meredam tekanan global tersebut," ujar Priyanto saat acara LPS-FORWADA Discussion Series 2022, Rabu (6/7/2022).

Baca juga: LPS - Kementerian ATR-BPN Perkuat Sinergi Untuk Efektifitas Penanganan Bank

Menurut Priyanto, kondisi kurs rupiah yang sudah sangat tertekan pada angka psikologis menedekati Rp 15 ribu per dolar AS. Kemudian imbal hasil obligasi 10 tahun diatas 7,6 persen, perlu diimbangi dengan pasar keuangan nonbank seperti pasar modal.

Sesuai data LPS per Mei 2022, lanjut dia, investor pasar modal Indonesia secara demografi didominasi kelompok umur di bawah 30 tahun yang hampir 60 persen atau tepatnya 59,8 persen dari total penduduk di tanah air.

"Investor kelompok ini terbilang cukup besar, meski dana yang diinvestasikan relatif masih kecil, yaitu sekitar Rp 53,77 triliun," kata Priyanto.

Berita Rekomendasi

Sementara, jumlah invesatasi yang berasal dari invesotor dengan rentang usia 60 tahun yang mencapai 27,5 persen atau sebesar Rp 553 triliun.

Pakar perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie, mengungkapkan bebarapa kesalahan mindset kaum milenial atau Gen Z tentang investasi. Menurutnya, investasi tidak se-instan yang digambarkan di media sosial.

Pertama, sesorang baru melakukan financial planning setelah dia kaya. Padahal, tidak perlu menuggu kaya untuk melakukan perencanaan keuangan. Kedua, dengan melakukan perencanaan keuangan itu tidak menjadikan kita auto kaya atau kaya mendadak.

Baca juga: Presidensi G20 Momentum LPS Tingkatkan Kualitas

"Malahan kalau kita belum kaya itulah maka kita butuh perencanaan agar saat kita dapat uang kita bisa betul-betul pergunakan untuk hal-hal yang kita butuhkan," ujar Prita.

Sementara, Head of Marketing Esta Kapital Fintek Setiawan Loekman menbeberkan 4 tips dalam berinvestasi bagi para milenial, pertama mulailah investasi dengan yang mudah, kedua investasi sekarang, dan ketiga ber-enterpreneurship.

"Banyak millenal menunda moment untuk berinvestasi dengan berbagai alasan, dalam investasi ada kata-kata bijak, don’t wait for the perfect moment," terangnya.

Sementara CEO Epic Property M. Gali Ade Nofrans menyoroti minat milenial dalam memilih investasi dibidang properti. Menurutnya, investasi di properti harus dimulai dari sekarang, karena harga properti akan terus naik.

"Jika anda menunda katakan sampai 5 tahun kedepan, properti tidak akan terbeli," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas