Penyaluran KUR Bank BRI Diklaim Efektif Bantu UMKM Kembangkan Usaha
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Tbk diklaim efektif bagi pelaku usaha mikro
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Tbk diklaim efektif bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Hal ini didasarkan oleh hasil riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait penyaluran KUR di masa pandemi Covid-19.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, target utama penyaluran KUR adalah UMKM yang memang menjadi segmen rentan di masa pandemi.
Baca juga: Tahun 2022, Bank DKI Siap Salurkan KUR Rp 1 Triliun untuk Pelaku UMKM
“UMKM adalah segmen yang rentan ketika aktivitas ekonomi dan mobilitas dibatasi. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah saat krisis diarahkan untuk memberikan stimulus kepada UMKM untuk terus bergerak,” ujar Sunarso dalam keterangannya, Minggu (10/7/2022).
Selanjutnya dari hasil riset BRIN tersebut, penyaluran KUR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha, yang ecara umum meningkat sebesar 50 persen.
Selain itu, semakin besar nilai KUR yang diterima, maka potensi pendapatan yang meningkat mencapai 33 persen, dan penerima KUR juga berpotensi meningkatkan keuntungan bersih sebesar 35 persen atau kenaikan keuntungan 30 persen setiap ada peningkatan nilai KUR Rp 1 juta.
Di sisi lain, akses terhadap KUR juga berpotensi untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja rata-rata sebanyak tiga orang.
Baca juga: Bank Mandiri Catat Penyaluran KUR Tembus Rp 16,85 Triliun hingga Mei 2022
Adapun proporsi sampel dari riset tersebut, yakni 50 persen segmen mikro, 30 persen segmen kecil, dan 20 persen segmen super mikro melalui lima sektor produksi.
Kemudian, sekira 57,62 persen responden merupakan pelaku usaha yang berada di Pulau Jawa dan 42,38 persen di luar Pulau Jawa.
Sunarso menambahkan, perusahaan akan terus menstimulus para pelaku UMKM untuk dapat bangkit dari krisis akibat pandemi.
“Saya ambil filosofinya, tugas negara, tugas pemerintah adalah menciptakan kesejahteraan rakyatnya, dan cara terbaik mensejahterakan rakyat adalah dengan memberi pekerjaan. Dari data statistik, ternyata lebih dari 92 persen tenaga kerja di Indonesia terserap di UMKM, sehingga kalau mau memberikan kesejahteraan melalui penyediaan lapangan kerja atau pekerjaan, memang UMKM-lah yang harus kita sasar,” pungkasnya.