Dibayangi Resesi, Euro Turun ke Level Terendah Selama 20 Tahun
Nilai perdagangan euro kembali jatuh ke level terendah, imbas dari munculnya ancaman krisis akibat pemutusan ekspor aliran gas pipa Nord Stream 1
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Nilai perdagangan euro kembali jatuh ke level terendah, imbas dari munculnya ancaman krisis akibat pemutusan ekspor aliran gas pipa Nord Stream 1 Rusia ke seluruh wilayah di kawasan Eropa.
Tekanan ekonomi yang dihadapi Eropa selama beberapa bulan terakhir telah mengantarkan euro turun 1,29 persen hingga membuat nilai euro jatuh sebesar 1,0056 terhadap dolar AS, Selasa (12/7/2022).
Penurunan ini jadi yang terendah yang pernah dialami euro selama 20 tahun terakhir, tepatnya sejak Desember 2002. Melemahnya nilai euro tentunya makin memberikan tekanan bagi kondisi keuangan Bank Sentral Eropa (ECB) yang saat ini tengah berjuang meredam laju inflasi dan perlambatan ekonomi Eropa.
Baca juga: Harga Listrik di Jerman Melonjak Dua Kali Lipat, Tembus 372,60 Euro Per Megawatt
Dimana saat ini tingkat inflasi tahunan Uni Eropa di bulan Juni telah mencatat rekor tertinggi dengan melesat naik di angka 8,6 persen. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mengantarkan Zona Eropa berada dalam jurang resesi.
“Kekhawatiran pasar berikutnya adalah apakah Nord Stream 1 akan kembali online atau tidak, situasi ini mungkin akan menentukan harga dalam resesi,” Bipan Rai, Kepala strategi FX Amerika Utara di CIBC Capital Markets di Toronto.
Baca juga: Pasar Saham Lesu dan Euro Terjun Bebas di Tengah Kekhawatiran Resesi
Berbanding terbalik dengan Euro, dolar AS justru makin menunjukkan penguatan selama beberapa hari terakhir.
Mengutip dari Reuters, menguatnya posisi dolar di antara mata uang fiat lainnya terjadi karena adanya dorongan dari Federal Reserve yang menaikan suku bunga acuan AS pada awal bulan lalu.
Hal inilah yang membuat dolar melesat dengan naik 1 persen menjadi 108,14, tertinggi sejak Oktober 2002. Meski nilai dolar telah menunjukan kemajuan, namun kondisi tersebut belum cukup mampu mengekang harga konsumen di AS tercatat pada bulan Juni kemarin harga konsumen tahunan naik menjadi 8,8 persen.
Belum diketahui kapan pergerakan euro akan berada di zona aman, namun diperkirakan kondisi ini akan terus berlanjut hingga gejolak ekonomi di pasar Uni Eropa bisa mereda dan berjalan stabil seperti semula.