Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sindir PLN dan Pertamina, Sri Mulyani Bilang Indonesia Butuh Rp 3.500 T untuk Kurangi Emisi Karbon

Indonesia membutuhkan 243 miliar dolar AS atau sekira Rp 3.500 triliun untuk mencapai target mengurangi emisi karbon 29 persen di 2030.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sindir PLN dan Pertamina, Sri Mulyani Bilang Indonesia Butuh Rp 3.500 T untuk Kurangi Emisi Karbon
Tribunnews/Vincentius Jyestha
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati 

Indonesia memiliki hutan tropis yang besar. Karena itu komitmen dalam mencapai kontribusi nasional yang ditentukan Nationally Determined Contribution (NDC) dalam mengurangi emisi karbon amat penting bagi dunia.

Baca juga: Tekan Emisi Karbon, 5 APM Berkolaborasi Kembangkan Ekosistem Elektrifikasi di Bali

"Indonesia menargetkan akan mengurangi emisi karbon hingga 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030," kata Sri Mulyani.

Ia menambahkan, Kementerian Keuangan bersama kementerian dan lembaga terkait tengah berusaha merepresentasikan Indonesia mempunyai kemampuan untuk melakukan percepatan ke transformasi energi hijau.

"Ini tugas kita untuk capai komitmen itu jadi kita sekarang bekerja bersama-sama dengan PLN. Pertamina saya harapkan bisa juga berpartisipasi secara aktif," ucap Sri Mulyani.

Saat ini 62 persen dari energi PLN berasal dari batu bara sehingga setiap energi yang dikonsumsi berkontribusi terhadap emisi karbon.

Namun, ucap Sri Mulyani, upaya untuk merealisasikan transformasi ke energi hijau perlu dilakukan bersama-sama.

Karena itu Indonesia juga perlu membuat ekosistem untuk semua pendanaan perubahan iklim.

Berita Rekomendasi

"Ketika berbicara soal ekosistem artinya kerangka kebijakan termasuk sektor pendanaan yang berkemampuan untuk memobilisasi pendanaan hijau itu artinya kita perlu punya kebijakan penegakan integritas karenanya kita bekerja sama dengan OJK dan juga Bank Indonesia (BI) supaya bisa membangun taksonomi yang tepat," tutur Sri Mulyani.

Indonesia perlu mengurangi karbon mulai 314 juta ton setara karbondioksida sampai 446 juta ton setara karbondioksida dari sektor ketenagalistrikan saja.

Selain membangun pasar karbon, untuk membiayai penyediaan tenaga listrik yang lebih ramah lingkungan, pemerintah juga terus mendorong transisi energi ke arah yang lebih hijau.

Namun saat ini Indonesia terus berkembang, bahkan kata Menkeu kebutuhan listrik akan terus meningkat. "Indonesia akan terus berkembang jadi kebutuhan kita untuk listrik akan terus meningkat," ujar Sri Mulyani.

Ia mengatakan, Indonesia berkomitmen mencapai Net Zero Emission (NZE) dalam upaya penanganan perubahan iklim. Di antaranya dengan mentransisikan produksi energi yang sebelumnya berbasis fosil dengan energi terbarukan.

Komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi CO2 sebesar 29 persen dengan upaya dan sumber daya yang dimiliki Indonesia sendiri, atau meningkatkan pengurangan CO2 hingga 41 % dengan dukungan internasional.

"Bagaimana Indonesia akan memenuhi permintaan yang semakin tinggi terhadap listrik yang juga dalam waktu yang bersamaan mengurangi CO2 itu adalah tantangannya," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani berujar, Indonesia akan terus membutuhkan listrik. Ditambah dengan pendapatan per kapita masyarakat saat ini, mencapai 4.350 dolar Amerika Serikat (AS).

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas