Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Dapat Banyak Tekanan Pekan Depan, Diprediksi Tembus Rp 15.000

Namun di sisi lain, ekspektasi pasar yang kembali berubah mengenai besaran kenaikan suku bunga bisa membantu penguatan rupiah.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rupiah Dapat Banyak Tekanan Pekan Depan, Diprediksi Tembus Rp 15.000
Tribunnews/JEPRIMA
Petugas jasa penukaran uang asing saat menghitung pecahan 100 dolar AS di PT Ayu Masagung, Jakarta Pusat. Mata uang Garuda diprediksi pada kisaran Rp 14.900 hingga Rp 15.080 per dolar AS, di mana sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral AS. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengamat keuangan Ariston Tjendra menilai tekanan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah masih belum surut pekan depan.

Dia memprediksi pergerakan mata uang Garuda di kisaran Rp 14.900 hingga Rp 15.080 per dolar AS, di mana sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed masih akan memberikan tekanan ke rupiah.

"Karena Bank Sentral AS masih akan menaikan suku bunga acuannya dengan agresif," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Minggu (17/7/2022).

Baca juga: Jumat Sore, Rupiah Menguat ke Level Rp 14.999, Pengamat: Pekan Depan Berpotensi Kembali Melemah

Namun di sisi lain, ekspektasi pasar yang kembali berubah mengenai besaran kenaikan suku bunga bisa membantu penguatan rupiah.

Sebelumnya menguat ekspektasi bahwa The Fed akan naikkan suku bunga sebesar 100 basis poin di akhir Juli ini, tapi ekspektasi kembali berbalik menjadi 75 bps di akhir pekan lalu.

"Menurunnya ekspektasi besaran kenaikan (bunga The Fed) memberikan sentimen positif ke aset berisiko di akhir pekan kemarin," kata Ariston.

Berita Rekomendasi

Tidak hanya suku bunga Fed, rupiah mendapatkan tekanan dari isu inflasi dan resesi, yang juga masih akan membayangi pasar keuangan pekan depan.

"Tingkat inflasi naik di dunia, termasuk di Indonesia karena kenaikan harga pangan dan energi akibat perang di Ukraina. Isu ini bisa menekan pergerakan aset berisiko, termasuk rupiah," pungkas Ariston.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas