Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Apindo Prediksi Rupiah Tahun Depan Masih Fluktuatif, di Kisaran Rp 15.800-Rp 16.350

Apindo memprediksi nilai tukar rupiah pada tahun 2025 akan tetap fluktuatif dan berada di kisaran Rp 15.800 hingga Rp 16.350

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
zoom-in Apindo Prediksi Rupiah Tahun Depan Masih Fluktuatif, di Kisaran Rp 15.800-Rp 16.350
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memprediksi nilai tukar rupiah pada tahun 2025 akan tetap fluktuatif dan berada di kisaran Rp 15.800 hingga Rp 16.350 per dolar Amerika Serikat (AS).

Menurut Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani, fluktuasi nilai tukar rupiah akan terus berlanjut pada 2025 karena adanya kecenderungan penguatan dolar AS.

Baca juga: Tidak Ada Lompatan Besar, Apindo Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Depan di Angka 5,2 Persen

"Kami mengestimasikan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp 15.800 sampai Rp 16.350 per dolar AS. Kami juga melihat akan terus ada tekanan nilai tukar rupiah pada tahun 2025 karena kecenderungan penguatan dolar AS," katanya dalam konferensi pers di kantor Apindo, Jakarta Selatan, Kamis (19/12/2024).

Dalam kesempatan sama, Komite Kebijakan Ekonomi Apindo Aviliani mengatakan nilai tukar rupiah masih akan berfluktuasi akibat kebijakan yang diterapkan oleh negara-negara seperti AS dan China.

"Tahun depan itu China dan Amerika membuat insentif-insentif yang menarik ya, sehingga satu kemungkinan banyak dolar pulang kampung gitu ya, itu akan menciptakan juga pelemahan rupiah," ujar Aviliani.

Baca juga: Daftar Provinsi di Indonesia dengan UMP 2025 Capai Rp3 Juta: Aceh, Riau, Jakarta hingga Papua

Ia juga mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah dapat berdampak pada bisnis yang bergantung pada impor.

Berita Rekomendasi

Bisnis yang bergantung pada impor akan terdampak karena ketika rupiah melemah, biaya impor menjadi lebih mahal, dan ini bisa membuat produknya menjadi tidak kompetitif.

Sebagai langkah bertahan, perusahaan-perusahaan tersebut biasanya akan melakukan efisiensi yang sering berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau penyesuaian harga barang.

Menurut Aviliani, untuk mengatasi nilai tukar rupiah yang fluktuatif, pemerintah perlu mendorong pengembangan sektor-sektor yang berbasis ekspor dengan memberikan insentif dan kebijakan yang mendukung.

Selain itu, penguatan Devisa Hasil Ekspor (DHE) juga menjadi salah satu solusi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tantangan global yang ada. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas