IHSG Selasa Naik 1,15 Persen, Berikut Sektor yang Mesti Dicermati
Dikutip dari Kontan, IHSG menguat 76,83 poin atau 1,15% ke 6.736,09. Sebanyak 327 saham naik, 169 saham turun dan 181 saham stagnan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Di tengah penantian hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (21/7/2022) berakhir cerah.
Seluruh indeks sektoral mendukung kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga penutupan pasar.
Dikutip dari Kontan, IHSG menguat 76,83 poin atau 1,15 persen ke 6.736,09. Sebanyak 327 saham naik, 169 saham turun dan 181 saham stagnan.
Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah IDX Sektor Energi yang naik 3,46 % , IDX Sektor Barang Baku naik 3,41 % dan IDX Sektor Teknologi naik 2,35 % .
Baca juga: 10 Indeks Sektoral Seret IHSG Terperosok di Zona Merah, Anjlok 1,15 Persen ke 6.640
Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 19,75 miliar saham dengan total nilai Rp 11,25 triliun.
Top gainers LQ45 hari ini adalah:
1. PT Harum Energy Tbk (HRUM) (11,03 % )
2. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) (7,41 % )
3. PT XL Axiata Tbk (EXCL) (6,84 % )
Top losers LQ45 hari ini adalah:
1. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) (-1,04 % )
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) (-0,72 % )
3. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) (-0,72 % )
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan berlangsung pada Rabu (20/7/2022) sampai dengan Kamis (21/7/2022).
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus berpandangan BI masih akan mempertahankan tingkat suku bunga di level 3,50 % dengan pertimbangan bank sentral lebih memilih stabilitas pemulihan ekonomi nasional.
Namun kalau memang BI menahan suku bunga, ada harga yang dibayar oleh BI karena jarak antara suku bunga (spread) The Fed dan BI kian menyempit. Hal ini berpotensi menyebabkan capital outflow semakin besar dan rupiah melemah.
"Sejauh ini semua sektor tentu akan volatile, mengingat pertemuan ini merupakan tolok ukur bagi pelaku pasar dan investor serta perekonomian secara nasional," kata Nico kepada Kontan, Selasa (19/7).
Nico menilai kalau BI menaikkan suku bunga, sektor properti dan sektor lain yang berhubungan dengan kredit akan terkena dampak. Pasalnya, kenaikan suku bunga akan menurunkan nilai investasi dan konsumsi.
Baca juga: Meski Dihantui Inflasi dan Suku Bunga, Ekonomi Nasional dan IHSG Diprediksi Mampu Bertahan
Sebagai gambaran, IDX Sektor Properti & Real Estat menutup perdagangan pada Selasa (19/7) dengan naik 1,43 % , Namun tapi secara year to date sektor ini sudah ambles 13,06 % ke level 672,07.
Selain itu, sektor otomotif juga berpotensi tertekan akibat kenaikan tingkat suku bunga karena masih berkaitan dengan tingkat suku bunga kredit dan daya beli. Sedangkan, sektor finansial akan diuntungkan karena anak mendorong kenaikan NIM perbankan.
"Namun situasi dan kondisi ketidakpastian ekonomi saat ini tentu saja akan membuat potensi kenaikan kredit akan mengalami penurunan," imbuh dia.
Dia bilang sektor otomotif dan properti masih menarik hingga sisa akhir tahun ini. Namun, perlu diingat tingkat akselerasi kedua sektor ini masih akan bergerak lambat.(Kontan/Yuliana Hema/Tendi Mahadi/Herlina Kartika Dewi)