SoftBank Percepat Penjualan Aset dari Portofolio yang Tenggelam
SoftBank juga mengumpulkan 2,4 miliar dolar AS saham penjualan di T-Mobile AS selama kuartal terakhir, sembari membongkar berbagai kepemilikan lainnya
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – SoftBank Group Corp mempercepat penjualan aset setelah unit Vision Fund andalannya membukukan kerugian hampir 50 miliar dolar AS hanya dalam enam bulan.
Namun, saat ini CEO SoftBank, Masayoshi Son tengah dihadapkan pada opsi yang menyempit dan penilaian yang merosot.
Pada hari Senin (8/8), Son mengaku sedang dalam diskusi untuk menjual aset tanpa mengomentari penilaian.
Di samping itu, SoftBank juga mengumpulkan 2,4 miliar dolar AS saham penjualan di T-Mobile AS selama kuartal terakhir, sembari membongkar berbagai kepemilikan lainnya.
Baca juga: SoftBank Ancang-ancang Kurangi Karyawan Vision Fund karena Merugi
"Sebagian besar portofolio telah tenggelam, yang membuat penjualan aset lebih sulit untuk dilakukan," tulis Kirk Boodry, analis di Redex Research.
Boodry kemudian menunjuk perusahaan e-commerce Coupang dan perusahaan pengiriman makanan DoorDash sebagai kandidat potensial.
Dilansir dari Reuters, Rabu (10/8) Vision Fund telah mengeluarkan sejumlah aset pada kuartal April hingga Juni, termasuk di dalamnya terdapat ridehailer Uber Technologies dan platform properti Opendoor Technologies serta KE Holdings, untuk mendapatkan keuntungan yang direalisasikan sebesar 5,6 miliar dolar AS.
Di sisi lain, SoftBank juga menjual bagian akhir saham Uber dengan kerugian, yang menurut perhitungan Boodry akan menghasilkan pengembalian total hanya 1,5 miliar dolar AS dari saham tersebut.
"SBG (SoftBank Group) bersedia memonetisasi aset apa pun dengan harga yang wajar," tulis Atul Goyal, analis di Jefferies Group.
"Ini adalah pertanda baik bagi pemegang saham SBG, meskipun itu bukan pertanda baik bagi perusahaan investee," imbuhnya.
Pada 2020, SoftBank setuju untuk menjual perancang chip Arm ke Nvidia, tetapi kesepakatan itu kemudian tersandung oleh rintangan peraturan.
Konglomerat Jepang itu juga telah menguangkan sahamnya yang besar dan likuid di perusahaan e-commerce Alibaba untuk mengumpulkan dana.
Baca juga: Dalam Tiga Bulan, SoftBank Jepang Rugi 17 Miliar Dolar AS
Ketika SoftBank mengumpulkan 17,3 miliar dolar AS dalam beberapa bulan terakhir pada kepemilikan Alibaba melalui kontrak forward prabayar, perusahaan China justru kehilangan lebih dari dua pertiga nilainya pada akhir 2020.
Son lalu berjanji untuk "bermain bertahan" dan pada hari Senin (8/8) dia menetapkan pengurangan lebih lanjut dari aktivitas investasi serta pemotongan biaya di seluruh grup.
Saat membentuk kembali portofolionya, SoftBank juga telah mengumumkan pembelian kembali sahamnya sendiri sebesar 400 miliar yen atau sekitar 2,97 miliar dolar AS, di samping program pembelian kembali 1 triliun yen yang sudah 70 persen selesai dan akan berakhir pada November.