Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dampak Rights Issue Bank Syariah Indonesia, Dinilai Dapat Perluas Bisnis dan Beri Manfaat Konsumen

Dengan menambah modal, BSI akan memiliki bisnis yang lebih luas dan lebih mudah mendapatkan dana murah.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Dampak Rights Issue Bank Syariah Indonesia, Dinilai Dapat Perluas Bisnis dan Beri Manfaat Konsumen
TRIBUNNEWS.COM/IST/HO
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menorehkan langkah yang baik pada triwulan I/2022 dengan membukukan laba bersih mencapai Rp987,68 miliar atau naik 33,18% secara year on year (YoY). Paparan kinerja triwulan I/2022 BSI disampaikan oleh Direktur Utama BSI Hery Gunardi (tengah) didampingi Direktur Retail Banking BSI Kokok Alun Akbar (kiri), Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho (dua dari kiri), Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii (empat dari kiri) dan Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi (paling kanan) di Jakarta (28/4/2022). //IST/HO 

“BRIS belum ketahuan jumlah dananya berapa. Kemungkinan ini akan dipakai untuk mengakuisisi UUS BTN,” kata Suria.

Adapun dalam keterbukaan informasi yang diterbitkan perseroan, BSI berencana untuk menggunakan seluruh dana yang diterimanya dari PMHMETD I, setelah dikurangi dengan biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran terkait emisi saham baru, untuk penyaluran pembiayaan dalam mendukung pertumbuhan bisnis perseroan.

Seperti diketahui, BSI juga memiliki visi untuk menjadi top 10 Global Sharia Bank dengan aspirasi aset Rp500 triliun pada 2025 dengan return on equity (ROE) lebih dari 18 persen.

Dalam upaya mencapai visi tersebut, Perseroan melakukan ekspansi pertumbuhan baik secara organik maupun anorganik.

Perseroan memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan dengan compound annual growth rate (CAGR) lebih dari 15 persen sampai dengan 2025.

Oleh karena itu perusahaan membutuhkan tambahan permodalan agar capital adequacy ratio (CAR) dapat mencapai lebih dari 20 persen pada akhir tahun 2025, di mana saat ini CAR perusahaan pada level sekitar 17 persen.

Hal tersebut juga sesuai dengan average CAR 10 besar bank di Indonesia dan menjaga level of comfort market.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas