Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Imbas Perang Rusia-Ukraina, Harga Kelapa Dunia Kian Anjlok

Industri kelapa yang sebelumnya sempat susah payah bertahan di tengah pandemi harus kembali dihantam oleh dampak perang Rusia-Ukraina.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Imbas Perang Rusia-Ukraina, Harga Kelapa Dunia Kian Anjlok
Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian
Ilustrasi kelapa. Industri kelapa yang sebelumnya sempat susah payah bertahan di tengah pandemi harus kembali dihantam oleh dampak perang Rusia-Ukraina. 

Karena penyebab utamanya adalah minimnya permintaan dan kebutuhan terhadap produk tersebut. Sehingga, meski saat ini harga kelapa sudah turun, permintaan impor kelapa dari negara lain tetap rendah.

Untuk menyikapi kondisi demikian, Alit menuturkan, ada beberapa opsi yang bisa dilakukan oleh para pelaku bisnis di industri kelapa yakni meningkatkan konsumsi domestik dalam negeri. Hal ini juga bisa terwujud dengan sinergitas antar beberapa lini.

Meningkatnya konsumsi domestik terhadap kelapa dan produk turunannya akan menjadi jalan keluar terbaik.

Baca juga: Manfaat Buah Kelapa untuk Tubuh, Bergizi Tinggi hingga Mengandung Antioksidan




Alit mencontohkan, seperti di India, di mana konsumsi domestik mereka akan kelapa cukup besar. Sehingga adanya penurunan demand dari negara importir tak membuat mereka limbung. Industri kelapa di India yang besar akan tetap bisa terserap dengan baik karena konsumsi domestik yang tinggi.

Selain itu, ia melanjutkan, opsi lain yang bisa diterapkan adalah meningkatkan nilai tambah produk kelapa tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan saran supaya jangan hanya menjual kelapa butiran saja. Keseluruhan kelapa sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi produk bernilai jual tinggi, baik itu air, daging, batok kelapa hingga sabut kelapa.

“Kemampuan mengolah keseluruhan kelapa ini penting di masa seperti sekarang ini. Sebab kalau hanya mengandalkan penjualan kelapa butiran saja saya rasa akan kesulitan. Lesunya permintaan konsumen justru akan membuat para petani semakin sulit,” papar Alit.

Alit menjelaskan, fluktuasi nilai jual suatu produk di pasar global sebenarnya adalah hal yang biasa terjadi. Sebelumnya, dalam krisis global semua produk juga terdampak, namun memang kondisi pandemi yang dibarengi adanya perang yang memanas menambah keruh suasana.

BERITA TERKAIT

“Kalau lihat ke belakang sebelum perang sebenarnya pertumbuhan industri kelapa ini bagus. Pandangan 5 tahun ke depan pertumbuhannya positif. Namun karena situasi tak terduga ini cukup terasa di berbagai kalangan. Harapannya setelah perang ini usai industri kelapa akan bisa bangkit lagi. Dan saya optimistis akan hal itu,” pungkasnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas