Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sepi Peminat, Ekspor Chip Korea Selatan Alami Penurunan Tajam Sejak 2019

Imbas penurunan ini bahkan telah membuat pendapatan Korea Selatan dari industri teknologi anjlok sebesar 4,6 persen di sepanjang Agustus

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sepi Peminat, Ekspor Chip Korea Selatan Alami Penurunan Tajam Sejak 2019
Gizmochina
Samsung telah mulai memproduksi chip 3nm untuk perangkat Google Pixel 8. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Kegiatan ekspor chip memori di Korea Selatan tercatat menurun tajam terhitung sejak 2019, kemerosotan mulai terjadi setelah produksi semikonduktor Dynamic Random Access Memory (DRAM) mengalami penurunan permintaan.

Munculnya berbagai teknologi anyar di pasar global telah mendorong munculnya persaingan sengit di industri semikonduktor, beragam produk chipset kini mulai hadir menawarkan bermacam - macam keunggulan demi memikat para konsumen.

Sayangnya ditengah persaingan ketat produsen semikonduktor, produk bahan baku chip di pasar global mengalami krisis.

Baca juga: TSMC Jadi Pemasok Chip A17 Terbaru untuk Apple

Alasan ini yang membuat permintaan produk chip untuk ponsel pintar, layar LCD, dan komputer dari dua perusahaan semikonduktor terbesar di Korea Selatan, yaitu Samsung Electronics Co. dan SK Hynix Inc mulai mengalami penurunan tajam 24,7 persen dari 2021 lalu dan amblas 7 persen apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Imbas penurunan ini bahkan telah membuat pendapatan Korea Selatan dari industri teknologi anjlok sebesar 4,6 persen di sepanjang Agustus, ini jadi yang terburuk selama beberapa tahun terakhir.

Mengingat sebelumnya kedua perusahaan ini pernah menguasai sekitar dua pertiga pasar memori dunia. Namun sejak 2019 perlahan pendapatan keduanya anjlok pada karena industri chip memori memasuki siklus penurunan.

Berita Rekomendasi

Sebelum jatuh, total ekspor Korea pada Juli sempat mengalami pertumbuhan dengan angka satu digit, namun karena defisit perdagangan melonjak ke rekor tertinggi membuat negara gingseng ini gagal mencetak keuntungan dan semakin bergantung pada impor peralatan berteknologi.

Selain adanya krisis akibat terlambatnya pengiriman bahan baku chip karena adanya pembatasan wilayah di China, penurunan permintaan chip terjadi lantaran pembeli dalam negeri mulai kehilangan selera untuk melakukan aktivitas konsumsi sebagai imbas dari depresiasi atau melemahnya mata uang Won ditengah gejolak inflasi.

Baca juga: Macbook Pro 2022 Hilang Pamor,  Apple Kurangi Pesanan Chip M2 Pro & M2 Max

Tak hanya Korea Selatan yang mengalami penurunan permintaan, belakangan pendapatan ekspor chip dari China juga turut mencatatkan kemunduran, kementerian perdagangan China mengatakan bahwa ekspor teknologi di negaranya menurun 14,4 persen pada Agustus, karena imbas dari melemahnya permintaan chip pasar global.

Penurunan serupa juga terjadi pada Industri Semikonduktor yang berbasis di AS, menurut Asosiasi Industri Semikonduktor Amerika di sepanjang Agustus mereka juga turut mencatatkan pelemahan setelah menguat sementara sebanyak 7,3 persen pada awal bulan.

Diperkirakan penurunan ini akan terus terjadi selama beberapa bulan kedepan, mengingat saat ini daya beli masyarakat melemah akibat adanya inflasi dan perlambatan ekonomi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas