Gandeng Kobexindo, Bank JTrust Genjot Portofolio Kredit di Sektor Alat Berat
Segmen CSME tumbuh sebesar Rp 1,62 triliun atau meningkat 32 persen dari posisi Desember 2021.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) menggenjot portofolio kredit ke sektor alat berat, dengan melakukan kesepakatan kerja sama dengan PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX).
Selain itu, perusahaan juga melakukan penandatangan perjanjian kredit investasi alat berat dengan PT Chandra Sakti Utama dan PT Hasnur Riung Sinergi.
“Per Agustus 2022, penyaluran kredit segmen Commercial & Small Medium Enterprise (CSME) Bank JTrust tersebut kembali menjadi kontributor utama penyumbang pertumbuhan bisnis kami," ujar Direktur Utama Bank JTrust Ritsuo Fukadai dalam keterangannya, Senin (19/9/2022).
Baca juga: Dapat Tambahan Rp 501,86 Miliar, Modal Inti Bank JTrust Jadi Rp 2,65 Triliun
Secara keseluruhan, Ritsuo merincikan, segmen CSME tumbuh sebesar Rp 1,62 triliun atau meningkat 32 persen dari posisi Desember 2021.
"Meningkatnya portofolio kredit ini khususnya terjadi di sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan,” katanya.
Lebih lanjut, perusahaan telah merancang strategi agar pada 2023, segmen konsumer, alat berat atau asset based finance, dan Japan Korean Desk dapat tumbuh lebih optimal dibanding pada 2022.
Adapun, perusahaan sebelumnya membukukan laba bersih Rp 15,72 miliar pada semester I 2022, dibanding rugi bersih Rp 295,53 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Baca juga: Kredit Tumbuh 52,57 Persen, Bank JTrust Bukukan Laba Bersih Rp 15,72 Miliar pada Semester I-2022
Capaian ini terutama didorong oleh kredit bruto tumbuh sebesar 52,57 persen menjadi Rp 15,28 triliun, serta pertumbuhan simpanan nasabah 26,57 persen menjadi Rp 20,18 triliun pada Juni 2022 dibanding Desember 2021.
Ritsuo menambahkan, peningkatan kinerja tersebut terjadi seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional.
"Kemudian, seiring ekspansi kredit secara selektif yang mengedepankan prinsip kehati-hatian dan pertumbuhan dana pihak ketiga terutama dana murah. Selain itu, mendorong peningkatan pendapatan bunga sebesar 52,22 persen menjadi Rp 723,66 miliar, serta penurunan beban bunga sebesar 3,29 persen menjadi Rp 450,03 miliar," pungkasnya.