OJK Sebut Kinerja Perusahaan Pembiayaan Masih Menjanjikan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
masih positifnya pasar industri pembiayaan di Indonesia terlihat dari perusahaan multifinance yang diminati investor asing
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat pasar industri pembiayaan di Indonesia terbilang masih positif kendati menghadapi sejumlah tantangan ekonomi.
Tantangan-tantangan itu adalah kondisi ketidakpastian ekonomi global yang terdorong konflik geopolitik antara Rusia-Ukraina atau China-Taiwan, sehingga bisa mengarah pada krisis energi dan pangan.
Selain itu perihal kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat yaitu The Fed yang akan berimbas secara global. Di dalam negeri sendiri, kenaikan harga bahan bakar minyak akan mempengaruhi daya beli.
Baca juga: KUR, Solusi Pembiayaan Usaha Mikro Tanpa Perlu Khawatir Rentenir
Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) 2B OJK, Bambang W Budiawan mengatakan, masih positifnya pasar industri pembiayaan di Indonesia terlihat dari perusahaan multifinance yang diminati investor asing.
Selain itu, kata Bambang, prospek kinerja yang cerah dari perusahaan pembiayaan di tengah tantangan ekonomi terlihat dari menurunnya perusahaan bermasalah.
Saat ini hanya 15 perusahaan pembiayaan yang bermasalah dari 155 perusahaan setelah beberapa di antaranya mendapat sanksi atau memulihkan diri.
“Kalau mau tahu, terakhir itu ada beberapa multifinance yang diambil (investor) asing, itu sebenarnya indikator, bahwa perusahaan-perusahaan industri pembiayaan ini banyak yang diajak kerja sama,” ujarnya Bambang dalam sebuah seminar daring belum lama ini.
Industri pembiayaan dalam negeri pun tercatat tahan banting dalam menghadapi krisis, seperti akibat pandemi Covid-19 sejak awal 2020 lalu.
Baca juga: OJK Bubarkan Dana Pensiun Perum Perumnas, Ini Penyebabnya
Pihaknya mencatat pada semester I-2022 piutang pembiayaan industry multifinance tumbuh 7,12 persen secara tahunan. Pun demikian dengan total asset yang naik 4,5 persen secara tahunan.
Dari laba pertumbuhannya terbilang tajam hingga 33,72 persen secara tahunan.
Finance to Asset Ratio (FAR) pun tergolong tinggi yakni mencapai 85,10 persen.
“Indikator angka-angka ini menunjukkan bahwa minat dari pada investor asing kepada perusahaan multifinance cukup tinggi," ucap Bambang.
"Bahwa bisnis ini masih datangin cuan yang cukup banyak, sehingga ke depan menjadi kelengkapan ekosistem yang dibangun. Dan angka ini menunjukkan optimisme meskipun ada faktor-faktor eksternal,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.