Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Apa itu Stagflasi yang Diwanti-wanti Bank Dunia? Berikut Pengertian, Penyebab dan Dampaknya

Presiden Bank Dunia David Malpass, memperingatkan negara-negara di dunia mengenai meningkatnya risiko stagflasi.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Apa itu Stagflasi yang Diwanti-wanti Bank Dunia? Berikut Pengertian, Penyebab dan Dampaknya
HO
Ilustrasi 

1. Penurunan daya beli masyarakat

Stagflasi secara umum diawali dengan adanya lonjakan inflasi yang mendorong harga kebutuhan pokok seperti bahan pangan dan bahan bakar melonjak. Kenaikan harga akan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat yang kemudian akan membuat pertumbuhan ekonomi menjadi lambat.

2. Jatuhnya pendapatan berbagai perusahaan

Agar tetap kompetitif dan dapat bersaing dengan produsen lainnya, perusahaan-perusahaan harus menurunkan harga. Dengan keadaan ini, maka keuntungan sektor bisnis yang mencakup industri, manufaktur, perdagangan, perumahan dan jasa akan merosot tajam. Pada akhirnya, mereka juga bisa mengalami kerugian bahkan kegiatan bisnis mereka bisa terancam gulung tikar.

3. Anjloknya Nilai Investasi

Karena banyak perusahaan yang merugi, tentu saja harga saham perusahaan tersebut ikut terseret turun dan merosot ke level terendah. Efek domino ini akan berlangsung dengan cepat hingga indeks harga saham di suatu negara anjlok. Alasan inilah yang membuat para investor menjual sahamnya dan mengalihkan ke aset keuangan lainnya.

Stagflasi dalam Sejarah

Berita Rekomendasi

Kompleksitas ekonomi modern dan sistem perdagangan global yang saling berhubungan, menciptakan lingkungan di mana stagflasi mungkin terjadi.

Melansir dari USNews, pada tahun 1970-an, setelah embargo minyak diberlakukan ke Amerika Serikat oleh beberapa negara pengekspor minyak, menyebabkan biaya minyak naik lebih tinggi yang memicu terjadinya inflasi. Pengurangan pasokan energi yang cepat dan signifikan mengakibatkan hilangnya pekerjaan dan mengganggu produksi barang-barang.

Ada ancaman stagflasi saat dunia dihantam pandemi Covid-19 pada tahun 2020, yang menyebabkan gangguan rantai pasokan dan naiknya biaya bahan baku hingga memaksa sejumlah bisnis berhenti beroperasi. Namun ekonomi global mulai bangkit kembali pada tahun 2021, karena vaksin diluncurkan dan dilonggarkannya pembatasan pandemi Covid-19.

Baru-baru ini, perang di Ukraina telah mengakibatkan gangguan pasokan dan stagflasi khususnya di Eropa, di mana sanksi ekonomi terhadap Rusia telah membatasi pasokan minyak dan gas.

Bisakah Stagflasi Dicegah?

Pemerintah dan bank sentral dapat menerapkan kebijakan yang dapat mengurangi kemungkinan stagflasi atau keparahan dari situasi tersebut. Pengambilan risiko yang diperhitungkan merupakan kunci dari menghadapi situasi ekonomi yang sulit, karena mengarah pada peningkatan pengeluaran dan pertumbuhan ekonomi.

1. Memotong Upah Tenaga Kerja

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas