Kemarin, Gazprom Kembali Kirimkan Aliran Gas ke Italia Melalui Austria
Gazprom menemukan solusi dengan pembeli Italia untuk memulai kembali penjualan gas di tengah perubahan hukum di Austria.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Perusahaan raksasa energi Rusia, Gazprom menyampaikan telah kembali melanjutkan pasokan gas ke Italia melalui Austria pada Rabu (5/10/2022).
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (6/10/2022), perusahaan tersebut mengungkapkan berhasil menemukan solusi dengan pembeli Italia untuk memulai kembali penjualan gas di tengah perubahan hukum di Austria, yang memaksa Gazprom untuk menghentikan pengiriman pada Sabtu lalu.
"Operator Austria mengatakan tentang kesiapannya untuk mengkonfirmasi nominasi transportasi LLC Gazprom Export, yang memungkinkan melanjutkan pasokan gas Rusia melalui Austria," kata Gazprom.
Raksasa energi Italia Eni SpA pun mengkonfirmasi dimulainya kembali aliran gas pada Rabu waktu setempat, dengan mengatakan bahwa masalah tersebut telah diselesaikan dalam sebuah pernyataan perusahaan.
Baca juga: Pengiriman Gas Rusia ke Italia Lewat Austria Ditangguhkan, Gazprom Masih Cari Jalan Keluar
Sementara itu, regulator Austria E-Control juga menyampaikan solusi terkait permasalahan ini tampaknya telah ditemukan.
Sebelumnya pada Sabtu lalu, Gazprom memberitahu Eni bahwa mereka tidak akan dapat memasok gas ke negara itu karena 'mustahil untuk mengangkutnya' melalui Austria.
Perusahaan tersebut menjelaskan bahwa aliran gas telah dihentikan sebagai akibat dari penolakan operator Austria untuk mengkonfirmasi 'jumlah pasokan yang akan transit', karena perubahan peraturan yang diperkenalkan di Austria pada akhir September lalu.
Perdebatan dengan pihak berwenang Austria merupakan yang terbaru dari serangkaian perselisihan mengenai peraturan dan klausul kontrak yang telah memaksa Gazprom untuk menahan pasokan gas ke pembeli di seluruh Uni Eropa (UE).
Ini tentunya semakin memperburuk krisis energi di wilayah tersebut.
Menyusul dikenakannya sanksi Barat terhadap Rusia terkait perang di Ukraina, Rusia mewajibkan pembeli dari negara-negara yang mendukung hukuman itu untuk membayar gas alam Rusia dalam bentuk rubel dan menghentikan pengiriman ke negara-negara yang menolak pembayaran menggunakan rubel.
Gazprom juga harus mengurangi pengiriman gas karena masalah teknis terkait dengan servis turbin pada pipa gas Nord Stream 1.
Masalah muncul karena sanksi terhadap Rusia telah mencegah pemeliharaan beberapa peralatan dan pengiriman suku cadang.
Beberapa hari lalu, Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 yang belum diluncurkan pun saat ini tidak beroperasi karena kebocoran pada dua pipa itu akibat serangkaian ledakan bawah laut yang diklaim oleh banyak negara sebagai tindakan sabotase yang disengaja.