Dunia Hadapi Resesi, Indonesia Diuntungkan Ekspor Tambang dan Sawit, Apa Antisipasi Investor?
Ekonomi AS saat ini menghadapi tekanan inflasi yang luar biasa besar karena krisis rantai pasok (supply chain) akibat perang Rusia-Ukraina.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekonomian dunia kini menghadapi risiko resesi menyerupai resesi yang terjadi pada tahun 2007 lalu di Amerika Serikat.
Ekonomi AS saat ini menghadapi tekanan inflasi yang luar biasa besar karena krisis rantai pasok (supply chain) akibat perang Rusia-Ukraina.
Kondisi tersebut berimbas pada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
"Kalau terjadi devaluasi mungkin sampai menyentuh Rp16.000, maka untuk Indonesia yang kemungkinan yang diuntungkan adalah sektor ekspor, namun hanya mining dan crude palm oil (CPO)," kata Gema Goeyardi, CEO & Founder of Astronacci International Group dalam keterangan persnya belum lama ini.
Dia mengatakan, yang menjadi kekhawatiran adalah di tahun 2023 terjadi badai krisis mengingat kondisinya seperti tahun 2008, persis setahun sebelum Pemilu.
"Tipikal yang mirip, dari kondisi rupiahnya mirip dari bubbel potential crisis-nya mirip. Jadi saya takutnya kuartal I 2023 itu anginnya berhembus,” katanya.
Terkait ini, dia mengatakan, investor pasar modal perlu membekali diri menghadapi krisis.
Investor perlu mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana menghadapi resesi dari pakar yang kompeten sehingga tetap menemukan peluang.
Baca juga: Jika Amerika Serikat Resesi, Bagaimana Nasib Ekonomi Dunia? Ini Sejumlah Negara yang akan Terdampak
"Kondisi yang kurang baik saat ini memang memicu banyaknya kekhawatiran dan keraguan di benak investor, trader maupun pebisnis di Indonesia," kata dia.
"Pebisnis dan investor akan mengetahui bagaimana strategi mengembangkan aset yang terbaik serta make money di 2023," ujarnya.
Pihaknya akan menggelar Indonesia: World Economic Forum Investment & Strategy (WEFIS) 2023 dengan mengundang Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan RI yang memberikan sambutan serta arah perekonomian dalam negeri di masa depan.
Baca juga: CEO JPMorgan Peringatkan Resesi Global Akan Tiba Pertengahan Tahun 2023
Pihaknya juga mengundang Presiden International Federation of Technical Analysts, Wieland Artl, CFTe yang yang membagikan teknik analisa untuk semua kondisi market dan Gema Goeyardi sendiri yang akan membagikan outlook di beberapa market, strategi investasi dan trading yang digunakan serta sudut pandang financial astrology.
Baca juga: Resesi Mengancam? Ini Tiga Langkah yang Direkomendasikan Agar Aset Kita Aman
Beberapa pembicara lainnya adalah M. Alfatih, CFTe., CTA., CSA., CIB., Co- founder Asosiasi Analis Teknikal Indonesia; Haryajid Ramelan S.E., M.M., RFC., CFP., CPRM., CSA., CRP., CES., CIB., CDMP., CTA., CPIA., Direktur Utama Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia; Angelo Michel, CEO of AMTA, serta Indra Wijaya Rangkuti, MBA, CTA.