Bos PLN Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik untuk Capai Net Zero Emission pada 2060
Data PLN, tak kurang dari 280 juta ton CO2e dihasilkan dari sektor transportasi. Jika dibiarkan mencapai 860 juta ton CO2e per tahun pada 2060.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya mengurangi emisi karbon untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060, salah satunya dengan membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, sektor transportasi adalah salah satu penyumbang emisi karbon tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan data PLN, tak kurang dari 280 juta ton CO2e dihasilkan dari sektor transportasi. Jika dibiarkan, maka pada tahun 2060 emisinya akan ada 860 juta ton CO2e per tahun.
“Kita coba mengalihkan penggunaan energi di sektor transportasi, dari bahan bakar minyak ke listrik. Emisi yang dihasilkan bisa naik ke 800 juta lebih,” ungkap Darmawan dalam acara SOE International Conference yang digelar secara hybrid, Selasa (18/10/2022).
Baca juga: Kejar Target Penurunan Emisi Karbon, Kadin Ajak Perusahaan Nasional Transisi Menuju Net Zero
Lebih lanjut ia menuturkan, penggunaan kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan BBM.
Dari perhitungan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik.
Emisi karbon 1 liter BBM itu 2,4 kilogram. Sedangkan 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia yang masih ditopang oleh PLTU, emisinya sekitar 0,85 kg CO2e.
Artinya kalau 1,2 kWh, emisinya sekitar 1,1 kg CO2e.
Untuk memperluas dan mempercepat penggunaan kendaraan listrik, PLN siap berkomitmen untuk mendukung layanan dan infrastruktur kelistrikan.
Mulai dari menghadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) hingga layanan home charging.
“Kami memfasilitasi ini, bekerja sama dengan para pelaku industri otomotif untuk bertahap beralih ke kendaraan listrk. Kami fasilitasi infrastruktur dari SPKLU dan home charging, dan lain-lain,” kata Darmawan.
Tak hanya di sektor transportasi, untuk mendukung komitmen net zero emission di 2060, PLN juga mempercepat penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di pembangkit-pembangkit yang dimiliki.
Potensi EBT ini bersumber dari matahari, air, angin, hingga geothermal.
"Kami mendesain dengan menambah 20,9 gigawatt kapasitas yang mana 51,6 persen tambahan pembangkit berasal dari EBT. Ini memang tantangan yang berat, tapi kami akan lakukan," papar Darmawan.
"Kami ingin memastikan bahwa generasi selanjutnya memiliki masa depan yang lebih baik. Jadi yang PLN lakukan adalah mengurangi efek gas rumah kaca dan PLN berkomitmen melakukannya," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.