Lampaui Ekspektasi, Inflasi Selandia Baru pada Kuartal III 2022 Mencapai 7,2 Persen
Data inflasi Selandia Baru di kuartal ketiga telah mendorong analis untuk bertaruh pada kenaikan suku bunga bank sentral yang lebih agresif.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON - Inflasi di Selandia Baru mengalahkan ekspektasi sebelumnya, karena hampir tidak bergerak dari level tertinggi dalam 30 tahun.
Data inflasi Selandia Baru di kuartal ketiga telah mendorong analis untuk bertaruh pada kenaikan suku bunga bank sentral yang lebih agresif pada bulan depan.
Dikutip dari Reuters, inflasi tahunan Selandia Baru mencapai 7,2 persen pada kuartal ketiga tahun ini, berada tepat di bawah level tertinggi dalam tiga dekade, menurut data dari Statistik Selandia Baru yang dirilis hari ini, Selasa (18/10/2022).
Inflasi sedikit melambat dari level 7,3 persen di kuartal kedua, namun melampaui ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters yaitu 6,6 persen.
Baca juga: Inflasi Melanda Australia, Ratusan Ribu Warga Mengalami Krisis Pangan
Pada basis quarter-on-quarter, indeks harga konsumen (CPI) Selandia Baru naik 2,2 persen, menyusul kenaikan 1,7 persen pada kuartal kedua dan mengalahkan ekspektasi untuk kenaikan 1,6 persen.
Dolar Selandia Baru naik 0,5 persen setelah rilisnya data inflasi di kuartal ketiga.
"Inflasi terlalu tinggi dan menjadi semakin berurat berakar. Dengan bank sentral Selandia Baru memiliki sedikit inflasi di antara giginya, semua opsi kemungkinan akan tetap ada di atas meja," kata ekonom senior di ASB Bank, Mark Smith.
Smith mengatakan dia dan para analis di ASB Bank memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin pada November, dan dua kenaikan suku bunga 50 basis poin di Februari dan April 2023.
Sebelumnya pada Oktober, Reserver Bank of New Zealand (RBNZ) menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 3,5 persen, kenaikan kedelapan dalam 12 bulan terakhir.
Analis di ANZ juga memperbarui perkiraan suku bunga mereka dengan kenaikan 75 basis poin di bulan depan dan Februari.
Pendorong utama inflasi tahunan 7,2 persen adalah kenaikan harga untuk konstruksi, pajak pemerintah daerah dan sewa perumahan, kata Statistik Selandia Baru.
"Biaya untuk membangun rumah baru terus meningkat dengan masalah rantai pasokan, biaya tenaga kerja dan permintaan yang lebih tinggi, yang semuanya bergabung untuk mendorong harga," kata manajer senior Statistik Selandia Baru, Nicola Growden.
Statistik Selandia Baru menambahkan, harga produk yang dibuat di Selandia Baru untuk konsumsi domestik naik 6,6 persen, level tertinggi sejak data itu mulai dilacak pada Juni 200 2.
RBNZ telah menaikkan suku bunga sebesar 325 poin sejak Oktober tahun lalu. Bank sentral Selandia Baru telah mengisyaratkan akan meningkatkan suku bunga lebih lanjut untuk meredam inflasi.