Perdana Menteri Li Prediksi Ekonomi China Rebound 3,2 Persen pada kuartal III 2022
Prediksi ini dilontarkan Li Keqiang saat berbicara dengan para delegasi selama diskusi kelompok di kongres Partai Komunis pada Minggu (16/10/2022).
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Perdana Menteri China Li Keqiang memprediksi ekonomi negaranya akan pulih ke zona hijau, dengan indeks produk domestik bruto (PDB) yang rebound menjadi 3,2 persen pada kuartal tiga 2022.
Prediksi ini dilontarkan Li Keqiang saat berbicara dengan para delegasi selama diskusi kelompok di kongres Partai Komunis pada Minggu (16/10/2022).
Tepatnya setelah otoritas statistik China secara tak terduga menunda publikasi data PDB kuartal ketiga, yang seharusnya dirilis pada Selasa (18/10/2022).
Baca juga: Viral di China, Potongan Wawancara Jokowi dengan Media CCTV
Secara terpisah, otoritas bea cukai China pekan lalu juga menunda rilis angka perdagangan September, tanpa memberikan penjelasan.
Sementara NBS mengatakan bahwa pihaknya juga akan menunda perilisan data bulanan beberapa indikator, termasuk harga rumah
Adanya penundaan ini sontak membuat para investor cemas hingga memicu ketidakpastian dan kekhawatiran perlambatan ekonomi.
Namun secara tegas Li menyangkal isu perlambatan yang menimpa ekonomi negara, mengingat selama periode April hingga Juni sejumlah sektor di China perlahan mulai bangkit dari pembatasan Covid-19.
Sebelumnya IMF juga telah memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi China akan naik ke level 4,4 persen pada 2023.
Baca juga: Cegah Keruntuhan Yuan, Bank-bank China Kompak Lakukan Intervensi
Meski sejumlah pihak optimis akan pemulihan China, namun untuk mempercepat langkah tersebut Li mengimbau para pejabat untuk lebih ketat menerapkan kebijakan guna meningkatkan pemulihan ekonomi menuju arah yang lebih baik.
Hal tersebut penting untuk dilakukan karena pengetatan dapat membuka ekonomi negara dengan cara meningkatkan persaingan pasar, sehingga memperbesar peluang sejumlah perusahaan untuk menambah lebih banyak mata pencaharian bagi masyarakat.
Meski PDB di kuartal ketiga berpotensi mengalami rebound 3,2 persen, namun melansir dari Straitstimes angka tersebut masih akan menjadi pertumbuhan yang rendah untuk China bila dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun-tahun sebelumnya.