Sentuh Batas ARA Setelah IPO, Bagaimana Fundamental Bisnis BSBK?
Pada saat perdagangan perdana, saham BSBK menyentuh batas Auto Reject Atas (ARA) karena harganya mengalami kenaikan hingga 35 persen
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perusahaan di bidang properti dan real estat, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui proses penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) kemarin.
Pada saat perdagangan perdana, saham BSBK menyentuh batas Auto Reject Atas (ARA) karena harganya mengalami kenaikan hingga 35 persen, begitu juga pada pembukaan perdagangan hari ini.
Direktur Operasional Wulandari Bangun Laksana Tjia Daniel Wirawan mengatakan, perusahaan secara fundamental bisnis menunjukkan performa baik, serta berdaya tahan sebelum dan selama pandemi.
"Rasio EBITDA (earning before interest, taxes, depreciation, and amortization) margin perusahaan misalnya selama tiga tahun terakhir dari 2019 hingga 2021 masing-masing sebesar 3,5 persen, 29,4 persen, dan 494,3 persen," ujar Tjia dalam keterangan pers, Rabu (9/11/2022).
Baca juga: Blibli Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia, Dana IPO akan Dipakai untuk Pembayaran Utang
Selanjutnya, perusahaan mencatatkan Return on Assets (ROA) dari 2019 hingga 2021 masing-masing sebesar minus 7,68 persen, minus 11,19 persen, serta 55,81 persen.
"Kami optimis, saham BSBK ke depan menarik untuk investor. Selain fundamental bagus dan berkesinambungan, status perusahaan sedang dalam mode ekspansi, serta prospek pengembangan bisnis terbuka lebar," katanya.
Tjia menambahkan, perusahaan memiliki dan mengelola kawasan dengan nama Balikpapan Superblock sejak 2005, yang merupakan kawasan komersial terpadu dan hunian seluas 14 hektare.
“Konsep pengembangan kami adalah pengembangan properti berskala besar. Terdiri dari ritel, hunian, dan area komersial dalam sebuah kompleks bangunan," pungkasnya.