ASITA DPD Kepri Minta Pemerintah Tertibkan Biro Travel Bodong & Agen Tiket Palsu
ASITA berharap pemerintah menertibkan para pelaku biro travel dan agen tiket palsu yang menjual paket wisata melalui media sosial (medsos).
Editor: Dewi Agustina
"Kami berharap pemerintah menertibkan dan menindak tegas keberadaan travel bodong di Kepulauan Riau. Keberadaan travel bodong sangat merugikan. Masyarakat dimohon lebih hati-hati dan teliti memilih biro travel," ujar Eva menambahkan.
Dijelaskannya, modus travel bodong gencar menawarkan paket-paket wisata dengan harga murah dan tidak rasional melalui Facebook, Twitter, Instagram, atau media sosial lainnya.
Produk ditawarkan empat bulan sebelum pemberangkatan. Saat tanggal keberangkatan dijanjikan tiba, nomor agen travel tidak bisa dihubungi dan alamat kantornya ternyata fiktif.
"Begitu customer tertipu karena sudah membeli paket wisata dan nomor travel tidak bisa dihubungi, mereka akhirnya melaporkan kepada ASITA, padahal kenyataannya travel tersebut tidak berizin dan tidak terdaftar di ASITA Kepri," tegas Eva.
Sementara Presiden Direktur Nettour Group, H Kamaruddin Saban mengakui selama COVID-19, hampir 99 persen biro travel umrah di Indonesia tutup total.
Hal ini dikarenakan kebijakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melarang penyelenggaraan ibadah umrah dan haji.
Menurut Kamaruddin Saban, travel yang dipimpinnya selama waktu itu juga terdampak COVID-19.
Pada Maret 2020 lalu, sebanyak 46 calon jemaah calon umrah gagal berangkat.
Meskipun pihaknya sudah membayar penuh hotel, pesawat, dan lainnya sehingga perusahaannya mengalami kerugian 60 persen.
"Rencana manusia beda sama rencana Allah. Selama pandemi 3 tahun banyak perusahaan kolaps, bahkan pailit. Saya punya kawan, travel umrahnya sangat besar, tapi pailit juga akibat pandemi ini," ujar H Kamaruddin Saban yang berkantor di Komplek Nagoya Business Center V/39 Lubuk Baja Batam ini.
Meski demikian, pandemi COVID-19 bukan menjadi sebuah hambatan.
Selama biro umrah dan hajinya tidak bisa beroperasi, dirinya memilih banting stir menjalankan usaha lainnya.
Salah satunya membuat keramba ikan di daerah tepi laut di Tanjung Piayu Batam.
Setelah peraturan dan kebijakan baru Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kerjaan Arab Saudi berubah pascapandemi, akhir bulan Ramadan 2022, Nettour Group bisa memberangkatkan jemaah umrah lagi.
Walaupun harga paket umrahnya relatif tinggi dari sebelum pandemi.