Presidensi G20 di Bali Jadi Perbincangan Hangat, Guru Besar UI Ungkap Dampaknya Buat Indonesia
Hikmahanto Juwana mengatakan, sejauh ini ia melihat terdapat 4 poin positif yang diperoleh Indonesia.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
"Keempat, Indonesia bisa menjadi tujuan wisata," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso selaku Sekretaris Gabungan Finance Track dan Sherpa Track Presidensi G20 Indonesia telah menuturkan bahwa Presidensi G20 Indonesia secara langsung telah membawa dampak positif pada perekonomian nasional.
Salah satunya ditunjukkan dengan laju ekonomi nasional pada dua kuartal terakhir yang tumbuh impresif, dan peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) pada sejumlah kota tempat penyelenggaraan events.
“Mungkin kalau kita lihat, dampak yang kelihatan saja PDB kita dua kuartal ini sangat bagus sekali. Kuartal II kemarin 5,44 persen dan kuartal III impresif sekali sangat tinggi 5,72 persen. Itu jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi 2019, jadi dibandingkan pra pandemi pun jauh lebih tinggi. Event ini juga betul-betul mendorong pertumbuhan PDRB secara regional,” ungkap Sesmenko Susiwijono dalam keterangannya.
Selanjutnya, Sesmenko Susiwijono juga menambahkan bahwa rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia yang telah dilaksanakan selama satu tahun juga telah memberikan dampak postif dalam mendorong peningkatan sektor konsumsi.
Baca juga: Jamuan Makan Malam G20, Jokowi: Saya Harap Tidak Terlalu Pedas
Hal tersebut ditunjukkan dengan capaian share konsumsi rumah tangga yang masih terjaga diatas 50 persen dan nilai konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,39 persen (year on year/yoy) pada kuartal III-2022.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa dampak positif dari Presidensi G20 Indonesia turut dirasakan oleh dunia usaha utamanya pada bidang transportasi, akomodasi, serta industri makanan dan minuman.
Pada bidang transportasi, pertumbuhan tercatat sebesar 25,8 persen (yoy) pada kuartal III-2022, sedangkan pada sektor akomodasi dan makanan minuman tumbuh sekitar 17,8 persen (yoy) pada kuartal III-2022.
Perbaikan juga ditunjukkan pada sisi tenaga kerja yang terlihat dari tingkat pengangguran pada bulan Agustus 2022 sebesar 5,86 persen atau menurun jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2021 yang sebesar 6,49 persen.
“Sekian banyak events G20 itu berdampaknya langsung dan nyata pada ekonomi kita, jadi kalau kita simpulkan hampir semua sektor utamanya transportasi, akomodasi, dan makanan minuman tumbuh luar biasa karena pengaruh event G20 ini,” pungkas Sesmenko Susiwijono.