Rusia Resmi Masuk Jurang Resesi Usai PDB Menyusut 4 Persen pada Kuartal III 2022
Kontraksi ekonomi Rusia pada kuartal III didorong penurunan perdagangan grosir sebesar 22,6 persen dan penurunan perdagangan ritel sebesar 9,1 persen.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Perekonomian Rusia resmi mengalami resesi akibat turunnya Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4 persen pada kuartal III 2022.
Dilansir dari The Moscow Times, Kamis (17/11/2022) ekonomi Rusia telah berkontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal kedua, ekonomi negara itu telah menyusut sebesar 4 persen setelah sanksi Barat menghantam ekonomi Rusia.
Sebelumnya, analis memperkirakan ekonomi Rusia di kuartal ketiga bakal terkontraksi hingga 4,5 persen.
Baca juga: Ekonomi Rusia Menyusut 5 Persen pada September 2022, Terbebani Perang di Ukraina
Adapun, kontraksi ekonomi Rusia pada kuartal ketiga didorong oleh penurunan perdagangan grosir sebesar 22,6 persen dan penurunan perdagangan ritel sebesar 9,1 persen.
Menariknya, sektor konstruksi justru mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,7 persen dan pertanian sebesar 6,2 persen.
Rusia sendiri terakhir kali mengalami resesi pada awal 2021, ketika pandemi virus corona melanda negara itu. Kemudian, ekonomi Rusia pulih bertahap, bahkan tumbuh hingga 3,5 persen pada kuartal pertama tahun ini.
Namun, agresi yang dilancarkan ke Ukraina kembali melemahkan perekonomian Rusia. Pembatasan ekspor dan impor, kekurangan tenaga kerja, dan masalah pasokan suku cadang telah membebani perekonomian Rusia.
Pada 8 November lalu, Bank Sentral memperkirakan PDB Rusia akan berkontraksi sebesar 3,5 persen tahun ini.
Sementara itu, IMF dan Bank Dunia masing-masing memperkirakan penurunan PDB Rusia sebesar 3,4 persen dan 4,5 persen.
Meskipun ekonomi berkontraksi, tingkat pengangguran Rusia mencapai 3,9 persen pada September.