VIDEO Senin Pagi, Rupiah Anjlok ke Level Rp 15.721 per Dolar AS
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp15.721 pada Senin (28/11/2022) pukul 10.09 WIB.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp15.721 pada Senin (28/11/2022) pukul 10.09 WIB.
Pada Jumat (25/11/2022) pekan lalu, tercatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp15.672
Jika dilihat lebih detail, rupiah mengalami pelemahan 49 poin.
Sebelumnya pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan, fluktuasi rupiah masih akan terjadi dan berpotensi cenderung melemah pada penutupan sore nanti.
"Untuk perdagangan senin depan (hari ini), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.650 hingga Rp15.700," ucap Ibrahim dalam analisanya pada akhir pekan kemarin.
Sebelumnya pada Jumat (25/11/2022), nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp15.672.
Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda melemah 7 poin. Dimana pada hari sebelumnya (24/11) rupiah di level Rp15.665
Ibrahim mengatakan, fluktuasi rupiah utamanya disebabkan sentimen internal dan juga eksternal.
Untuk faktor eksternal, nilai tukar rupiah terdorong kekhawatiran atas memburuknya kondisi Covid-19 di China yang merusak sentimen, meskipun beberapa unit regional masih ditetapkan untuk minggu yang lebih kuat karena sinyal kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Federal Reserve membebani dolar.
"Perekonomian terbesar di Asia sedang berjuang dengan rekor tertinggi dalam kasus Covid-19 harian, yang melihat penerapan kembali pembatasan ketat di beberapa kota besar," ucap Ibrahim.
Ia kembali melanjutkan, risalah pertemuan November Federal Reserve menunjukkan bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat dalam beberapa bulan mendatang.
Kenaikan suku bunga AS yang lebih kecil ini berpotensi berdampak positif untuk mata uang Asia, karena memberi bank sentral regional lebih banyak ruang untuk memperketat kebijakan dan menyesuaikan kecepatan dengan Fed.
Tetapi pasar masih tetap tidak yakin kapan suku bunga AS akan mencapai puncaknya.
Untuk faktor internal, pelemahan rupiah yang melemah tak begitu dalam, terdorong sentimen dunia yang mengakui bahwa perekonomian Indonesia terus membaik, bahkan melebihi ekspektasi.
Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen berturut-turut selama empat kuartal.
Bahkan, kuartal III-2022 menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi hampir 6 persen atau 5,72 persen (yoy).
Itu bisa di lihat dari kinerja pemulihan ekonomi yang masih tetap berjalan dan cukup kuat di tengah pandemi Covid-19. Pemulihan ekonomi yang terus berlanjut ini salah satunya ditopang oleh kinerja ekspor.(Tribunnews.com/Bambang Ismoyo)