Usai Proyek Kompor Listrik Batal, Pemerintah Wacanakan Program Bagi-bagi Rice Cooker
Adapun, tujuan pemberian rice cooker untuk mendukung pemanfaatan energi bersih dan menghemat biaya memasak bagi masyarakat.
Editor: Muhammad Zulfikar
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan wacana pembagian paket bantuan penanak nasi listrik alias rice cooker per keluarga penerima manfaat (KPM), saat ini masih dalam tahap perencanaan.
Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana juga mengatakan, Kementerian Keuangan belum memberikan anggaran untuk melaksanakan program tersebut.
Tujuan utama program ini, menurut Dadan, untuk mendukung pemanfaatan energi bersih serta meningkatkan konsumsi listrik per kapita, dan penghematan biaya memasak bagi masyarakat.
"(Program bantuan rice cooker) masih di dalam usulan dan sudah dibahas di komisi VII DPR-RI," ucap Dadan saat ditemui di Hotel Mulia Jakarta, Selasa (29/11/2022).
"Tapi sampai sekarang anggarannya belum disetujui oleh Kementerian Keuangan untuk memberikan program peningkatan elektrifikasi di masyarakat," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dadan juga menegaskan bahwa program 'bagi-bagi' rice cooker ini berbeda dengan program konversi gratis kompor listrik yang sebelumnya sempat diwacanakan Pemerintah.
"Ini bukan program saingan dari kompor induksi, karena nanti pasarnya berbeda. siapa penerimanya juga berbeda," pungkasnya.
Baca juga: Soal Program Rice Cooker Gratis, Kementerian ESDM Sebut Tinggal Tunggu Dana dari Menteri Keuangan
Pengamat Minta Pemerintah Jangan Jalankan Program Tak Efektif
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan pembagian rice cooker listrik guna menggantikan fungsi gas ukuran tiga kilogram tidak efektif.
Sebab kata dia fungsi rice cooker hanya digunakan untuk menanak nasi,
sementara apabila ada masyarakat menggunakan gas ukuran tiga kilogram bisa dipergunakan untuk semua masakan.
"Pembagian rice cooker tidak begitu tepat. Rice cooker kan hanya untuk menanak nasi, sedangkan memasak lauk pauk masih menggunakan kompor gas ukuran tiga kilogram," ujar Fahmy.
Semestinya lanjut Fahmy, pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM RI harus memikirkan bagaimana diversifikasi program penggunaan energi bersih.
Seperti misalnya menambah jaringan gas alam dan mempercepat gasifikasi batubara.
"Bukan program coba-coba yang tidak efektif seperti ini," ujar Fahmy.
Baca juga: Kementerian ESDM Angkat Bicara Soal Rencana Bagikan 680 Rice Cooker: Duitnya Belum Ada