Analis: Investor Saham di Bursa Asia Gelisah Soal Pembatasan dan Protes Covid-19 di China
Indeks Hang Seng Hong Kong dan Indeks acuan CSI300 China dibuka masing-masing turun 0,4 persen dan 0,3 persen.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG – Saham Asia terhuyung-huyung pada Rabu (30/11/2022) pagi karena investor berhati-hati terkait upaya China untuk membuka kembali ekonominya setelah merilis data manufaktur yang tampak mengecewakan.
Dilansir dari Reuters, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,02 persen sekaligus memangkas penurunan sebelumnya.
Pada level saat ini, indeks akan membukukan kenaikan bulanan terbesar sejak April 1999.
Indeks Hang Seng Hong Kong dan Indeks acuan CSI300 China dibuka masing-masing turun 0,4 persen dan 0,3 persen, dengan aktivitas pabrik China berkontraksi lebih cepat dari perkiraan di bulan November.
Baca juga: PM Kanada Justin Trudeau: Orang-orang di China Harus Diizinkan Lakukan Protes Kebijakan Covid-19
Aktivitas pabrik China semakin dalam bulan ini, terbebani oleh melemahnya permintaan global dan pembatasan Covid-19.
Adapun kerugian di Hong Kong dan China pada Selasa (29/11/2022) membalikkan sentimen positif, ketika pejabat China mengatakan negara itu akan mempercepat vaksinasi Covid-19 untuk orang lanjut usia.
Dorongan vaksinasi dipandang penting untuk melonggarkan pembatasan ketat selama hampir tiga tahun di China, yang juga telah mengikis pertumbuhan ekonomi, mengganggu kehidupan jutaan orang, dan memicu protes yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Berita utama dari China mengenai pembatasan dan protes Covid menyebabkan kegelisahan di kalangan investor. Meskipun beberapa langkah pelonggaran Covid sedang dipertimbangkan, itu mungkin tidak cukup untuk mencegah gangguan ekonomi lebih lanjut," kata Anderson Alves, analis makro global di ActivTrades.
“Jika kasus Covid-19 terus meningkat, maka pembatasan akan diperketat kembali sebelum akhir tahun sehingga membawa lebih banyak ketidakpastian atas dampaknya terhadap ekonomi," imbuhnya.
Sementara itu, indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,55 persen, sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,29 persen.
Secara terpisah, ketua Fed Jerome Powell dijadwalkan untuk berbicara tentang ekonomi dan pasar tenaga kerja di acara Brookings Institution pada Rabu. Serangkaian data AS mengenai manufaktur, inflasi, dan pekerjaan juga akan dirilis minggu ini.