Tingkat Inflasi Zona Euro Bulan Ini Turun Jadi 10 Persen
Inflasi di zona euro sedikit melambat pada bulan ini, menurut data awal yang dirilis Kantor Statistik Eropa (Eurostat) hari ini.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Inflasi di zona euro sedikit melambat pada bulan ini, menurut data awal yang dirilis Kantor Statistik Eropa (Eurostat) hari ini, Rabu (30/11/2022).
Indeks harga konsumen telah melambung tinggi di seluruh wilayah yang beranggotakan 19 negara itu selama beberapa bulan terakhir. Inflasi naik di atas angka 10 persen pada bulan lalu, menyoroti parahnya krisis biaya hidup di Eropa.
Dikutip dari CNBC, data awal yang dirilis hari ini menunjukkan inflasi utama mencapai 10 persen secara year-on-year (yoy) pada bulan ini, mewakili penurunan 0,6 poin presentase dari Oktober.
Baca juga: Survei Tunjukkan Orang Jerman Kurangi Belanja Mewah di Tengah Inflasi
Harga energi dan makanan terus berkontribusi pada angka inflasi yang tinggi, tetapi telah mengalami penurunan dari angka bulan sebelumnya. Harga energi pada bulan ini berada di angka 34,9 persen, turun dibandingkan dengan 41,5 persen pada Oktober, menurut data Eurostat.
“Penurunan inflasi HICP utama dari 10,6 persen pada Oktober menjadi 10,0 persen pada November adalah penurunan pertama sejak Juni 2021 dan merupakan penurunan yang lebih besar dari perkiraan semula,” kata kepala ekonom Eropa di Capital Economics, Andrew Kenningham dalam sebuah catatan.
“Kami tidak akan terkejut melihat tingkat inflasi utama naik lagi pada bulan Desember atau Januari mengingat volatilitas dalam angka bulanan, tetapi ada sedikit keraguan bahwa itu akan turun dengan cepat tahun depan,” tambahnya.
Euro turun sedikit terhadap pound Inggris, diperdagangkan pada 0,863 poundsterling, dan naik sekitar 0,4 poin persentase terhadap dolar AS
di 1,037 dolar AS tak lama setelah data inflasi zona euro dirilis.
Inflasi di zona euro mereda setelah serangkaian data serupa keluar di Amerika Serikat. Awal bulan ini, indeks harga konsumen Oktober AS berada di bawah ekspektasi.
Pada awal November, seorang anggota Bank Sentral Eropa (ECB) mengatakan bahwa puncak inflasi berada “dalam jangkauan".
Baca juga: Kenaikan Upah Minimum Bakal Pengaruhi Inflasi Domestik, Ini Penjelasan Gubernur BI
Sementara Gubernur Bank of Malta, Edward Scicluna, mengatakan dia tidak melihat pengulangan kenaikan suku bunga sebelumnya sebesar 75 basis poin.
Ekspektasi pasar menunjukkan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Desember.
Kenaikan Suku Bunga ECB
Angka inflasi yang lebih rendah bisa menjadi cerminan kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang bisa lebih kecil atau lebih sedikit.
Namun, berbicara pada awal pekan ini Presiden ECB Christine Lagarde mengindikasikan kenaikan lebih lanjut pada suku bunga acuannya.
“Kami berharap untuk menaikkan suku lebih lanjut ke tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa inflasi kembali ke target jangka menengah 2 persen kami pada waktu yang tepat,” katanya kepada anggota parlemen Eropa.
Baca juga: Setengah Rakyat Italia Kini Berhemat Makanan dan Listrik karena Inflasi Makin Menggila
ECB telah menaikkan suku bunga tiga kali pada tahun ini dan diperkirakan akan melakukan kenaikan lagi pada Desember. Namun, ada ketidakpastian besar mengenai berapa banyak kenaikan suku bunga yang akan diumumkan ECB pada tahun depan.
Beberapa ekonom berpendapat, pejabat ECB harus mengambil jeda untuk memungkinkan ekonomi riil beraksi terhadap tingkat suku bunga yang lebih tinggi, sementara yang lain percaya inflasi berada pada tingkat tinggi sehingga perlu pergerakan suku bunga lebih lanjut.
ECB memperkirakan pada September, inflasi utama tahunan akan mencapai 8,1 persen untuk tahun ini dan 5,5 persen pada 2023. Angka-angka ini diperkirakan akan direvisi naik ketika bank sentral Eropa mengadakan pertemuan pada bulan depan.