The 20th Economix International Seminar: Redefining the Pathways of Global Cooperation
20th Economix menggelar seminar internasional pada hari Selasa, 29 November 2022 yang diselenggarakan di Auditorium FEB UI.
Editor: Brand Creative Writer
Ketidakpastian akan masa depan yang terjadi akibat COVID-19 mengharuskan setiap negara untuk mengambil langkah preventif dibandingkan represif karena hal tersebut akan menimbulkan biaya yang luar biasa jika tidak kita cegah.
Perubahan iklim juga harus diantisipasi seperti mulai mengubah penggunaan energi yang tidak terbarukan menjadi terbarukan. Hal ini tidak hanya ditujukan karena kelangkaan saja, tetapi untuk kesejahteraan sosial baik untuk masa sekarang maupun masa depan.
Dengan melakukan hal tersebut, masyarakat dunia dapat merasakan kehidupan dengan lingkungan yang lebih baik, akses untuk air bersih, dan yang lainnya.
Gerakan besar sudah mulai diambil oleh Singapore, Indonesia, dan seluruh negara lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup di setiap negara tersebut dan menjamin kehidupan berkelanjutan.
Pada akhirnya, sesuatu yang terjadi baik internasional maupun nasional membutuhkan kepercayaan, baik kepercayaan kepada pemerintah maupun dalam kerja sama antar negara-negara dunia.
Multilarisme harus digalakkan, salah satu perwujudannya yaitu dalam G20. G20 memiliki peran yang luar biasa dengan mengumpulkan sumber daya yang terdapat dari setiap negara dan menggunakannya bersama-sama untuk mengatasi permasalahan global.
Ke depannya, dalam mengatasi atau mencegah terjadinya permasalahan ataupun krisis-krisis yang tidak diinginkan, dibutuhkannya infrastruktur publik yang memadai, baik dalam internasional maupun nasional sehingga dibutuhkan kerja sama multilateral untuk melakukan pembangunan sehingga masalah tersebut dapat diatasi.
Andrea Goldstein
Pembicara pertama dalam moderated session The 20th Economix International Seminar adalah Andrea Goldstein. Pada kesempatan kali ini, Andrea Goldstein mempresentasikan outlook perekonomian yang dibuat oleh OECD.
Dunia sedang dihadapkan dengan beberapa permasalahan: energy price shock yang besar, pasar tenaga kerja yang semakin ketat, dan upah riil yang semakin menurun.
Pertumbuhan ekonomi baik dari tiap negara maupun secara global diproyeksikan mengalami penurunan pada tahun 2023. Selanjutnya, untuk tahun 2023, tingkat inflasi diproyeksikan akan tetap tinggi, tetapi sedikit mengalami penurunan.
Keadaan perekonomian global seperti saat ini menimbulkan berbagai risiko. Benua Eropa dihadapkan dengan risiko kekurangan cadangan energi pada musim salju tahun ini dan tahun depan.
Rumah tangga konsumen juga dihadapkan dengan meningginya bunga cicilan rumah yang mengikuti tren suku bunga. Selain itu, banyak negara low-income memiliki risiko untuk kesulitan membayar utang di tengah keadaan perekonomian yang seperti ini.
Hal ini yang akan menjadi salah satu pembahasan penting dalam forum G20 selanjutnya di India setelah tahun ini dilaksanakan di Indonesia. Andrea Goldstein menjelaskan bahwa jika perang dapat diakhiri, maka ketidakpastian akan berkurang dan tingkat keyakinan masyarakat terhadap perekonomian akan meningkat dan pada akhirnya akan memacu pertumbuhan ekonomi.