Presiden Ukraina: Pembatasan Harga Minyak Rusia Kurang Serius
Volodymyr Zelenskyy juga menyebut, batas harga tersebut tidak mampu menghentikan serangan Rusia ke Ukraina.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Sabtu (3/12/2022), batas harga minyak Rusia sebesar 60 dolar AS yang disetujui negara-negara Group of Seven (G7) dan Australia terasa 'kurang serius'.
Volodymyr Zelenskyy juga menyebut, batas harga tersebut tidak mampu menghentikan serangan Rusia ke Ukraina.
Uni Eropa saat ini menyetujui batas harga tersebut setelah G7 dan Australia mencapai kesepakatan pada Jumat (1/12/2022). Langkah tersebut bertujuan untuk mengurangi pendapatan Rusia dari penjualan minyak sekaligus mencegah lonjakan harga minyak global.
Baca juga: Reaksi Vladimir Putin Setelah Eropa Batasi Harga Minyak Rusia Maksimal 60 Dolar AS Per Barel
"Anda tidak akan menyebutnya keputusan serius untuk menetapkan batas harga Rusia, yang cukup nyaman untuk anggaran negara teroris. Hanya masalah waktu sebelum alat yang lebih kuat harus digunakan. Sayang kali ini akan hilang," kata Zelenskyy, yang dikutip dari Reuters.
Kepala Pemerintahan Zelenskyy, Andriy Yermak, mengatakan sebelumnya bahwa batas harga tersebut harus ditetapkan pada 30 dolar AS untuk menghancurkan ekonomi Rusia lebih cepat.
Sementara Zelenskyy mengatakan dunia telah menunjukkan kelemahan dengan menetapkan batas sebesar 60 dolar AS, yang menurutnya akan membengkakkan anggaran Rusia sebesar 100 miliar dolar AS per tahun.
"Uang ini akan ... digunakan untuk destabilisasi lebih lanjut justru negara-negara yang sekarang berusaha menghindari keputusan serius," katanya.
Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Australia pada Jumat (2/12/2022) telah sepakat menetapkan batas harga minyak Rusia sebesar 60 dolar AS per barel.
Melansir dari Tribunnews.com, G7 dan Australia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa batas harga akan berlaku pada 5 Desember 2022 atau segera sesudahnya.
Baca juga: Reaksi Vladimir Putin Setelah Eropa Batasi Harga Minyak Rusia Maksimal 60 Dolar AS Per Barel
"Koalisi Batas Harga juga dapat mempertimbangkan tindakan lebih lanjut untuk memastikan efektivitas batas harga," bunyi pernyataan itu.
Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan batas harga minyak akan secara signifikan mengurangi pendapatan Rusia.
"Ini akan membantu kami menstabilkan harga energi global, menguntungkan negara berkembang di seluruh dunia," kata von der Leyen.
Ursula von der Leyen menambahkan, batas harga tersebut akan "disesuaikan dari waktu ke waktu" untuk melihat dampaknya terhadap perkembangan pasar.
Baca juga: UE, G7, dan Australia akan Batasi Harga Minyak Rusia Rp925,6 Ribu per Barel
Di samping itu, menteri keuangan AS Janet Yellen mengatakan batas harga minyak Rusia akan menguntungkan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang telah menanggung beban harga energi dan pangan yang tinggi.
"Dengan ekonomi Rusia yang sudah berkontraksi dan anggarannya semakin menipis, batas harga akan segera memotong sumber pendapatan terpenting Putin," kata Yellen dalam sebuah pernyataan.