Investasi Telkomsel ke GOTO Berpotensi Rugikan Negara, Legislator Dorong OJK Lakukan Pemeriksaan
GOTO menjadi topik perbincangan hangat masyarakat. Hal ini dikarenakan harga saham GOTO terpantau mengalami tren penurunan.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad menilai, investasi atau penyertaan modal PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) terhadap PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berpotensi merugikan negara.
Hal ini direspon setelah adanya sejumlah kalangan yang menilai langkah investasi itu janggal, sarat konflik kepentingan, hingga berpotensi merugikan negara.
"Investasi Telkomsel di GOTO berpotensi merugikan keuangan BUMN yaitu Telkom Indonesia sebagai holding," ucap Kamrussamad kepada Tribunnews.com, Senin (5/12/2022).
Baca juga: GOTO Kehilangan Hampir 70 Persen Valuasinya Sejak IPO pada April 2022
Diketahui beberapa hari yang lalu, GOTO menjadi topik perbincangan hangat masyarakat. Hal ini dikarenakan harga saham GOTO terpantau mengalami tren penurunan.
Bahkan, saham GOTO menyentuh level auto reject bawah (ARB) atau batasan maksimum dari penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan di bursa efek.
Pada Kamis (1/12/2022), saham GOTO langsung ambles 6,62 persen menyentuh level ARB ke Rp141 per saham pada pembukaan perdagangan. Turun 10 dibanding penutupan perdagangan kemarin di level Rp151 lembar.
Padahal, harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham GOTO di angka Rp338 per lembar saham.
Baca juga: Saham GOTO Kembali Terbenam, IHSG Melenggang ke 7.034
Kamrussamad mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk segera memeriksa emiten GOTO, untuk memastikan apakah aksi korporasi tersebut benar-benar terlibat sarat konflik kepentingan.
"OJK harus melakukan pemeriksaan terhadap emiten GOTO adanya konflik kepentingan dalam proses persetujuan Initial Public Offering," pungkasnya.
Sebelumnya, Ekonom sekaligus Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengungkapkan, GOTO dinilai hanyalah perusahaan yang kelihatannya besar.
"Isi (GOTO) sebenarnya hampa. Bisnisnya tergantung dari ‘bakar duit’. GOTO tidak pernah mendapat untung selama berdiri 10 hingga 12 tahun yang lalu," ucap Anthony dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Sabtu (3/12/2022).
"Total akumulasi rugi GOTO per 30 September 2022 sudah mencapai Rp99,3 triliun. Sekarang pasti sudah lebih dari Rp100 triliun," sambungnya.
Anthony juga mempertanyakan langkah penyertaan modal Telkomsel terhadap GOTO.
Baca juga: DPR Buka Kemungkinan Panggil Bos Telkom dan Telkomsel Terkait Polemik Investasi di GOTO