Said Didu Debat Sengit dengan Arya Sinulingga Soal Kereta Cepat: Proyek China yang Sangat Mahal
wacana menyuntik mati KA Argo Parahyangan muncul karena adanya kekhawatiran target penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung tak terpenuhi
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Muhammad Zulfikar
KA Argo Parahyangan juga memiliki keuntungan karena bisa berhenti sampai Kota Bandung dan Cimahi. Sementara bagi penumpang kereta cepat yang hendak menuju Bandung dan Cimahi, harus turun di Padalarang dan beralih menggunakan kereta diesel feeder (pengumpan).
Yang jadi dilema, Kereta Cepat Jakarta Bandung juga sahamnya dimiliki oleh PT KAI (Persero) melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Masuknya KAI ke KCIC dilakukan setelah diminta pemerintah menjadi lead konsorsium.
Baca juga: VIDEO Jokowi: Progres Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Capai 88,8 Persen: Beroperasi Juni 2023
KCJB sendiri merupakan proyek yang digarap secara keroyokan antara BUMN Indonesia dan China, di mana nilai investasinya bengkak menjadi Rp 118 triliun. Pembangunannya dibiayai dari modal konsorsium, APBN Indonesia, serta pinjaman China dengan bunga 2 persen per tahun.
Pengamat: Kereta Cepat Lebih Mahal dan Lama
Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio menyoroti wacana Pemerintah yang akan memberhentikan operasional Kereta Api (KA) Argo Parahyangan rute Jakarta-Bandung.
Pemberhentian operasional KA Argo Parahyangan sejalan dengan akan dioperasionalkannya Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada tahun depan.
Agus dalam catatannya menilai, Pemerintah tidak komprehensif dalam membangun proyek tersebut.
Pertama, masyarakat yang hendak melakukan perjalanan dari Jakarta-Bandung dengan menggunakan Kereta Cepat, perlu merogoh kocek yang lebih dalam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tarif tiket kereta cepat Jakarta-Bandung diperkirakan sekitar Rp350.000 untuk rute paling jauh dan Rp150.000 untuk rute terdekat.
Baca juga: Ini Progres Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Akan Dikunjungi Jokowi dan Xi Jinping
Padahal, tarif tiket KA Argo Parahyangan hanya berkisar Rp100.000 hingga Rp150.000.
"Saya menilai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini tidak komprehensif dan menggunakan kebijakan 'injak kaki'. Untuk mengoperasionalkan Kereta Cepat, Pemerintah perlu memberhentikan Argo Parahyangan," ucap Agus saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (5/12/2022).
"Selain itu, dari sisi harga (tiket) ini lebih mahal daripada Argo Parahyangan. Ada info sekitar Rp350.000, ini yang kelas berapa? Kalau kelasnya ada yang lebih tinggi, ya harganya bisa lebih mahal lagi," sambungnya.
Untuk catatan yang kedua, Agus menyebut estimasi waktu tempuh dari Jakarta menuju Kota Bandung berpotensi lebih lama.
Diketahui, meski bernama Kereta Cepat Jakarta-Bandung, kereta ini sebenarnya tidak menghubungkan Kota Jakarta dengan Kota Bandung.