Saham GOTO Tiba-tiba Melesat 20 Persen, Ini Sebabnya
Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi tadi saham GOTO dibuka melemah 7,4% ke posisi Rp 81 per saham.
Editor: Hendra Gunawan
Adapun terkait dengan turunnya harga saham GOTO dalam beberapa hari belakangan ini, Patrick mengatakan bahwa fluktuasi harga saham GOTO, sama seperti saham perusahaan publik lainnya, merupakan bagian dari mekanisme pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk, tidak terbatas pada kondisi makro ekonomi, pasar modal, kompetisi dan kinerja perusahaan.
Dengan berakhirnya periode lock-up atau masa penguncian saham sejak April-November atau 8 bulan setelah perusahaan mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO), ada kenaikan dalam jumlah saham yang beredar di pasar, yang mengakibatkan peningkatan transaksi jual beli saham.
Menurut Patrick, hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa hal, antara lain, investor awal yang masuk di harga saham yang lebih rendah yang merealisasikan keuntungan.
Kemudian, berakhirnya masa investasi atau fund life untuk investor finansial, dan kebutuhan likuiditas di akhir tahun atau kebutuhan likuiditas lainnya.
Baca juga: Siang Ini IHSG Merosot ke 6.710, Saham GOTO Puncak Top Losers
“Banyak dari variabel ini merupakan hal-hal di luar kontrol dan pengetahuan perusahaan,” katanya.
Private Placement
Di sisi lain, sebelumnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 28 Juni 2022, GoTo sudah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk menerbitkan saham baru dalam rangka rencana Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
Jumlah maksimum saham yang dapat diterbitkan yakni mencapai 118,43 miliar saham atau tepatnya 118.436.392.950 (10 persen dari modal ditempatkan dan disetor).
Pada Juni itu, manajemen GoTo sudah menyampaikan bahwa aksi private placement tersebut memang dilaksanakan dalam 1 tahun sejak tanggal persetujuan.
Artinya GOTO wajib melakukan aksi korporasi tersebut sebelum 28 Juni 2023.
Para pemegang saham juga menyetujui rencana perusahaan untuk melakukan private placement sebanyak-banyaknya 10 persen, dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan, untuk dilaksanakan dalam satu tahun sejak tanggal persetujuan.
Selain rencana pencarian investor baru lewat PMTHMETD, dengan berakhirnya masa lock-up saham GOTO, free float atau saham publik beredar GOTO telah mencapai sekitar 64 persen sehingga berpotensi dipertimbangkan untuk masuk ke dalam indeks global di paruh pertama tahun 2023.
Akan tetapi manajemen GOTO tidak menyebutkan indeks mana yang menjadi tujuannya, beberapa nama besar indeks global seperti MSCI, FTSE, Dow Jones Global, dan S&P merupakan indeks global yang biasa dituju oleh emiten di Indonesia.
Lazimnya, dengan masuk saham emiten Indonesia dalam indeks global, membuka kesempatan bagi emiten terkait untuk mendapatkan modal tambahan dari investor atau fund manager global, sehingga akan bermanfaat demi memastikan keberlangsungan bisnis perusahaan.
Baca juga: Saham Emiten Teknologi Termasuk GOTO Belum Memikat Investor, Ini Kata Pengamat