Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi AS Bulan November 2022 Melambat, Sentuh 7.1 Persen YoY

Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat bulan November 2022 mencapai 7,1 persen secara year-on-year

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Inflasi AS Bulan November 2022 Melambat, Sentuh 7.1 Persen YoY
Olemedia/Getty/Yahoo Finance
Inflasi Amerika Serikat untuk bulan November 2022 lebih rendah dari yang diperkirakan. Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat mencapai 7,1 persen secara year-on-year (yoy). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

 
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Inflasi Amerika Serikat untuk bulan November 2022 masih tinggi namun menunjukkan tren lebih rendah dari yang diperkirakan. Hal ini menjadi tanda terbaru bahwa lonjakan inflasi yang mencengkeram perekonomian AS mulai mengendur.

Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat mencapai 7,1 persen secara year-on-year (yoy), menurut data dari Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (13/12/2022).

Angka ini di bawah proyeksi para ekonom yang disurvei Dow Jones, yang memperkirakan inflasi pada November mencapai 7,3 persen.

CNBC mengabarkan, meski inflasi AS untuk November masih jauh di atas target Federal Reserve AS (The Fed) sebesar 2 persen, namun angka ini berada di level terendah sejak November 2021.

Sementara CPI inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, mencapai 6 persen pada basis tahunan, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 6,1 persen.

“Mendinginnya inflasi akan mendorong pasar dan menghilangkan tekanan dari The Fed untuk menaikkan suku bunga, tetapi yang paling penting ini memberikan kelegaan nyata bagi orang Amerika yang keuangannya telah dihukum oleh harga yang lebih tinggi,” kata ekonom korporat di Navy Federal Credit Union, Robert Frick.

Berita Rekomendasi

“Ini terutama berlaku untuk orang Amerika berpenghasilan rendah yang dirugikan secara tidak proporsional oleh inflasi,” tambahnya.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Kembali Anjlok Akibat Penurunan Impor China dan Risiko Resesi AS

Turunnya harga energi membantu menahan inflasi. Indeks energi turun 1,6 persen dari bulan sebelumnya, sebagian besar karena penurunan 2 persen pada harga bensin.

Namun dengan penurunan bulanannya, indeks energi lebih tinggi sebesar 13,1 persen dari November 2021. Sementara harga makanan naik 0,5 persen dari bulan sebelumnya dan naik 10,6 persen dari tahun lalu.

Baca juga: Resesi di Amerika Serikat Tidak Bisa Dihindari, IMF Sebut Perlambatan Ekonomi akan Berlanjut di 2023

Biaya tempat tinggal, yang merupakan sepertiga dari bobot CPI, terus meningkat, naik 0,6 persen pada November dan naik 7,1 persen secara tahunan.

Pelonggaran tekanan inflasi membantu memberi pekerja dorongan setelah berbulan-bulan melihat kenaikan upah jauh di bawah inflasi. Penghasilan riil rata-rata per jam naik 0,5 persen untuk November, meskipun masih turun 1,9 persen dari tahun lalu.


Laporan CPI datang pada hari yang sama ketika Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menetapkan suku bunga memulai pertemuan dua harinya.

Baca juga: Perekonomian Inggris Makin Suram, Diprediksi Jatuh ke Jurang Resesi di 2023

Pasar secara luas mengharapkan FOMC hari ini (14/12/2022) dapat mengumumkan kenaikan suku bunga 0,5 poin persentase, terlepas dari laporan CPI pada Selasa.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas