Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Hilirisasi Porang Terus Digenjot untuk Tingkatkan Nilai Tambah dan Perluas Pasar

Selain dibutuhkan sektor industri pangan, pengolahan porang juga dimanfaatkan sektor manufakturseperti untuk pembuatan kertas rokok dan kertas arsip

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Hilirisasi Porang Terus Digenjot untuk Tingkatkan Nilai Tambah dan Perluas Pasar
Doc. Kementan Humas
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau pabrik pengolahan tepung glukomanan dari umbi porang yang dikelola PT Rezka Nayatama di Kabupaten Lombok Barat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna meningkatkan nilai tambah produk olahan porang, Kementerian Perindustrian mencanangkan target-target hilirisasi komoditas ini, khususnya periode 2021-2027.

Untuk target jangka pendek, Kemenperin akan menjaga pasar ekspor chip porang dan mulai mengembangkan produk tepung glukomanan, serta mengupayakan injeksi teknologi pengolahan porang.

Sementara itu, target jangka menengah, mengupayakan penguasaan teknologi dan substitusi impor produk tepung serta mengembangkan industri pengguna tepung glukomanan potensial.

Sedangkan, untuk jangka panjang adalah mengimplementasikan hasil penelitian dan pengembangan sektor industri potensial berbahan baku atau bahan penolong tepung glukomanan.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, menargetkan hilirisasi tersebut dituangkan ke dalam berbagai strategi dan rencana aksi dengan harapan percepatan dan implementasinya dapat terlaksana lebih baik untuk mengatasi isu utama yang terkait dengan kuantitas pasok tepung glukomanan dari dalam negeri.

"Selain itu terkait kualitas yang masih belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan oleh industri pengguna," tutur Putu, Kamis (15/12/2022).

Berita Rekomendasi

Putu menambahkan, selain dibutuhkan sektor industri pangan, pengolahan porang juga dimanfaatkan sektor manufakturseperti untuk pembuatan kertas rokok, kertas arsip, kertas berharga dan kertas semen.

Baca juga: Porang Olahan Punya Pasar Menjanjikan di Luar Negeri

"Dalam proses diversifikasi produk ini, kami perlu mendapat pendampingan dari berbagai pihak. Kami juga telah melakukan riset untuk pengolahan porang ini menjadi lem, cat, dan pencampur pupuk," ucapnya.

Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kemenperin Emil Satria, menyampaikan pengembangan produk baru berbahan baku porang perlu dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti antara perguruan tinggi dengan industri.

Baca juga: Porang Asal Bandung Tembus Pasar China, Nilainya Rp 1,8 Miliar

"Kami juga terus mendorong kegiatan business matching, misalnya untuk pengembangan produk pangan fungsional. Jadi, dipertemukan antara industri pengguna potensialnya seperti industri roti, es krim, dan cokelat, dengan industri tepung glukomanan dalam pemanfaatan tepung glukomanan untuk peningkatan kualitas pada produknya," ungkap Emil.

Upaya tersebut juga perlu dilakukan dengan kegiatan litbang dan difasilitasi melalui pemberian insentif fiskal. Pemerintah telah memfasilitasi kegiatan riset industri dengan pemberian fasilitas insentif super tax deduction, tandasnya.

Baca juga: Produksi Meningkat, Ekspor Porang RI Tembus 14,8 Ribu Ton di Semester I-2021

Pada tahun 2020, produksi umbi porang di Indonesia mencapai 142.000 ton dari luas lahan sebesar 19.950 hektare (Ha) dan ditargetkan pada tahun 2024 produksi umbi porang akan mencapai 600.000 ton dari luas lahan sebesar 100.000 Ha.

Saat ini, terdapat 13 perusahaan yang menghasilkan chip porang dengan total produksi 22.833 ton per tahun dan 6 industri pengolah porang yang mampu memproduksi tepung glukomanan dengan total produksi 1.180 ton per-tahun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas