Presiden Jokowi Perkirakan Defisit APBN 2022 pada Angka 2,49 Persen
Per 14 Desember 2022 APBN mengalami defisit sebesar Rp237,7 triliun, atau setara dengan 1,22 persen terhadap PDB.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengungkapkan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diperkirakan defisit 2,49 persen di buku tahun 2022.
Jika dilihat secara detail, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan target defisit pada Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022 yang mencapai Rp840,2 triliun atau 4,5 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Sebagai informasi, per 14 Desember 2022 APBN mengalami defisit sebesar Rp237,7 triliun, atau setara dengan 1,22 persen terhadap PDB.
"Kalau ada yang bertanya defisit kita jatuh di angka berapa di 2022, hitungan terakhir kita 2,49 persen," ujar pria yang akrab disapa Jokowi dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Baca juga: APBN Mengalami Defisit Rp169,5 Triliun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Sebut Masih Aman
Menurutnya, angka ini mengalami penurunan cukup drastis jika dibandingkan dengan defisit APBN di tahun-tahun sebelumnya, khususnya di saat tingginya kasus pandemi Covid-19.
Berdasarkan data 2021, defisit APBN di tahun tersebut tercatat sebesar 4,65 persen dari PDB.
"Ini turun drastis dibandingkan pada saat pandemi. Ini bukti upaya yang kita lakukan agar ekonomi makro kita menjadi lebih baik dalam angka-angka," sambungnya.
Dengan defisit APBN yang berada di bawah perkiraan awal, ini membuktikan bahwa perekonomian domestik terbilang cukup baik jika dibandingkan negara-negara lain.
Meskipun demikian, Jokowi mengingatkan bahwa sejumlah ancaman masih membayangi kinerja ekonomi nasional. Sehingga seluruh pihak perlu mewaspadai.
"Situasi yang kita hadapi saat ini bukanlah situasi yang gampang. Situasinya sangat sulit diprediksi, sulit dihitung, dan teori-teori standar sudah sulit kita pakai lagi," papar Jokowi.
"Semuanya ini (ancaman) keluar tidak berdasarkan pakem-pakem yang ada," pungkasnya.