Empat Karyawan ByteDance Dipecat Usai Kedapatan Akses Data Dua Akun TikTok Milik Jurnalis AS
Perusahaan induk TikTok, ByteDance, memecat empat karyawan karena mengakses data pribadi dua akun jurnalis di platform video pendek tersebut.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Perusahaan induk TikTok, ByteDance Inc, memecat empat karyawan karena mengakses data pribadi dua akun jurnalis di platform video pendek tersebut.
Pemecatan itu telah dikonfirmasi oleh juru bicara TikTok Brooke Oberwetter pada Kamis (22/12/2022).
Melansir dari CNN, data dua jurnalis, yang bekerja untuk perusahaan media Financial Times dan BuzzFeed, diakses oleh karyawan ByteDance saat menyelidiki potensi kebocoran informasi perusahaan, menurut keterangan ByteDance.
Baca juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Versace On The Floor - Bruno Mars yang Viral di TikTok
Dua karyawan yang dipecat berbasis di Amerika Serikat, sedangkan dua lainnya berbasis di China. Keempatnya dipecat setelah penyelidikan dilakukan atas nama perusahaan oleh sebuah firma hukum, berdasarkan email yang dikirim secara terpisah oleh CEO TikTok dan ByteDance kepada karyawan.
Data pribadi yang diakses dari akun jurnalis termasuk alamat IP, yang dapat memberikan informasi mengenai lokasi pengguna, kata Obberwetter.
"Individu yang terlibat menyalahgunakan wewenang mereka untuk mendapatkan akses ke data pengguna TikTok. Ini tidak bisa diterima," ujar CEO TikTok, Shou Chew, dalam emailnya kepada karyawan.
Baca juga: TikTok PHK Sejumlah Karyawan di Rusia Akibat Aksesnya Diblokir Vladimir Putin
Tindakan karyawan tersebut dalam mengakses data akun jurnalis secara tidak sah dapat memperketat pengawasan yang dihadapi TikTok di Amerika Serikat atas masalah keamanan nasional, mengingat hubungan Washington dengan Beijing.
Anggota parlemen AS telah menyerukan keprihatinannya mengenai keamanan data pengguna dan kemampuan karyawan perusahaan asal China itu untuk mengakses informasi pengguna TikTok di AS.
Kritik yang diterima TikTok semakin meningkat awal tahun ini, setelah BuzzFeed News mengatakan beberapa data pengguna AS telah berulang kali diakses oleh China, dengan mengutip pernyataan seorang karyawan yang mengatakan "semuanya terlihat di China".
TikTok sendiri telah mengonfirmasi data pengguna AS memang dapat diakses oleh beberapa karyawan di China, namun perusahaan tersebut mengatakan bahwa tim keamanan yang berbasis di AS dapat memutuskan siapa saja yang akan mengakses data pengguna AS dari China.
Baca juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Bloody Mary - Lady Gaga, Viral di TikTok: Ill Dance, Dance, Dance
Pada Oktober, media lainnya yaitu Forbes melaporkan ByteDance berencana menggunakan data pengguna TikTok untuk mengawasi warga AS tertentu.
Sementara dalam laporan pada Kamis, Forbes menyebutkan terdapat tiga akun jurnalis yang dilacak oleh perusahaan itu. TikTok telah menolak untuk memberikan komentar apakah ketiga akun jurnalis tersebut benar-benar terpengaruh.
The New York Times juga melaporkan bahwa beberapa akun jurnalis di TikTok "terlibat dalam pelacakan", sebuah klaim yang telah ditolak oleh perusahaan untuk dikonfirmasi.
“Pelanggaran yang dilakukan oleh orang-orang ini, yang tidak lagi bekerja di ByteDance, merupakan penyalahgunaan wewenang yang mengerikan untuk mendapatkan akses ke data pengguna,” jelas Oberwetter.
Baca juga: Cara Daftar TikTok Shop hingga Ketentuan Unggah Produk yang Dijual