Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Manulife Aset Manajemen Prediksi IHSG Tembus 8.000 di 2023 

Stabilitas makroekonomi Indonesia masih akan menjadi faktor pendukung bagi pasar saham tahun depan.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Manulife Aset Manajemen Prediksi IHSG Tembus 8.000 di 2023 
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (30/8/2022). Analis menilai, penguatan IHSG tahun ini didukung stabilitas kondisi makroekonomi domestik.  TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar saham Indonesia mencatat kinerja yang baik di 2022 dengan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebanyak 3,8 persen sejak awal tahun, mengungguli kinerja pasar saham global dan regional. 

Chief Economist dan Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan mengatakan, penguatan IHSG tahun ini didukung stabilitas kondisi makroekonomi domestik. 

Sementara untuk 2023, dia menilai stabilitas makroekonomi Indonesia masih akan menjadi faktor pendukung bagi pasar saham, terutama apabila dibandingkan secara relatif dengan berbagai negara lain yang pertumbuhan ekonominya mengalami tekanan. 

Selain itu, potensi perbaikan selera investasi terhadap pasar Asia juga dapat berimbas positif bagi pasar saham Indonesia yang juga akan mendapat inflow dana asing, sehingga IHSG diprediksi tembus level 8.000 di 2023. 

"Pada akhir tahun 2023, kami memperkirakan IHSG dapat mencapai level 8.040," ujar Katarina melalui risetnya, Senin (26/12/2022). 

Kendati demikian, menurut dia masih terdapat tantangan bagi investor di 2023, di mana volatilitas pasar diperkirakan tetap tinggi karena masih akan terus memperhatikan arah kebijakan suku bunga dan  seberapa dalam pelemahan ekonomi dapat terjadi di 2023. 

Baca juga: Mayoritas Data Perdagangan Saham di BEI Turun, IHSG Minus 0,17 Persen Sepekan 

Berita Rekomendasi

Dia menyarankan kepada investor agar mendiversifikasi investasi dengan memiliki eksposur di aset yang dapat menawarkan potensi pertumbuhan tinggi, yakni saham dan juga aset yang menawarkan stabilitas seperti obligasi. 

Baca juga: Delapan Indeks Sektoral Seret IHSG Akhir Pekan Anjlok 0,35 Persen ke 6.800

"Diversifikasi menurunkan risiko volatilitas dan memberi fleksibilitas bagi investor untuk stay invested di pasar. Namun, tetap dapat memanfaatkan peluang ketika terjadi volatilitas pasar," pungkas Katarina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas