Pelepasan Pekerja Migran Indonesia ke Luar Negeri Tahun 2022 Lampaui Target
Total penempatan PMI selama tahun 2022 sebanyak 182.601 orang, sementara target yang ditetapkan adalah 150.000 PMI.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan, kerja berlari yang menjadi penyemangat pihaknya di tahun 2022 telah membuahkan hasil.
Hal itu tercermin dari terlampauinya target pelepasan pekerja Migran Indonesia (PMI) ke luar negeri.
"Untuk pelepasan PMI dalam skema G to G BP2MI telah melampaui target. Total yang diberangkatkan di tahun 2022, PMI Korea ialah 11.723 orang PMI. Signifikan perbedannya dengan tahun-tahun sebelumnya," ujarnya di acara Pelepasan Pemberangkatan 178 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Korea Selatan, di el-Royal Hotel, Jakarta, Minggu (25/12/2022).
Untuk gelombang pemberangkatan ke-104 sampai 105 pada 25 dan 27 Desember 2022, diberangkatkan 31 PMI bekerja di sektor manufaktur dan 147 PMI bekerja sektor perikanan,.
"Insya Allah kalian tiba dengan selamat di Negara penempatan Korea Selatan," ujarnya.
Total penempatan PMI selama tahun 2022 sebanyak 182.601 orang, sementara target yang ditetapkan adalah 150.000 PMI.
Benny menyebut negara akan terus hadir melakukan perbaikan pelayanan kepada para PMI. Bahkan untuk hal terkait diksi juga menjadi perhatiannya.
Dia mengatakan, paradigma yang menjadi warisan masa lalu, seperti TKI, pasar kerja, turut membuat masyarakat menjadi merendahkan pekerjaan PMI.
"Saya menyebutkan peluang kerja, bukan pasar kerja. Kenapa begitu banyak calon PMI yang mendaftar mengikuti program G to G, hal ini tidak bisa dilepas dari intensitas sosialisasi yang dilakukan BP2MI. Termasuk penandatanganan MoU yang dilakukan," kata dia.
"Memang masih ada cara pandang masa silam yang menganggap PMI itu buruk, karena di saat itu maraknya penempatan ilegal PMI. Sekarang telah berubah," lanjutnya.
Baca juga: Pekerja Migran Indonesia asal Indramayu Meninggal Dunia di Hongkong, Dirawat di Rumah Sakit 3 Bulan
"Tidak boleh kita pasrah, karena BP2MI kekurangan anggaran. Yang saya lakukan tiap saat yaitu menunjukkan komitmen bekerja benar-benar melayani PMI. Bagi saya memang negara tidak ada yang sempurna, begitu juga manusia. Sehingga, bila masih ada bolong-bolong, kurang maksimal dalam melayani PMI, itu wajar," ungkapnya.
"ntinya, negara melalui BP2MI akan terus memperbaiki, memajukan pelayanan kepada PMI. Dalam hal pencegahan dan pelindungan PMI terus kita perkuat," ucap Benny.
Baca juga: Menaker Ajak Masyarakat Peduli Aspek Psikologis Anak Pekerja Migran Indonesia
Sebagai informasi, PMI yang dominan diberangkatkan tahun ini berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Riau, Sumatera Utara dam Bengkulu. Kemudian, re-entry berjumlah 1.996, reguler 9.72. Penempatan PMI seluruhnya 194.026, termasuk PMI terkendala juga dipaparkan Kepala BP2MI.