Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

IMF: Ekonomi Global Bakal Hadapi Tahun yang Lebih Sulit di 2023

mesin utama pertumbuhan global yakni Amerika Serikat, Eropa dan China, kemungkinan mengalami aktivitas ekonomi yang melemah di tahun 2023

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in IMF: Ekonomi Global Bakal Hadapi Tahun yang Lebih Sulit di 2023
Wikipedia
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. Kristalina Georgieva mengatakan bahwa tahun ini akan menjadi tahun yang sulit untuk sebagian besar ekonomi global. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan pada Minggu (1/1/2023) bahwa tahun ini akan menjadi tahun yang sulit untuk sebagian besar ekonomi global.

Hal tersebut karena mesin utama pertumbuhan global, Amerika Serikat, Eropa dan China, kemungkinan mengalami aktivitas ekonomi yang melemah, tambah Georgieva

“Tahun baru akan menjadi lebih sulit daripada tahun yang kita tinggalkan. Mengapa? Karena tiga ekonomi besar - AS, UE, dan China - semuanya melambat secara bersamaan,” ungkap Kristalina Georgieva, yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Gubernur BI: Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Depan Cuma 2,6 persen

Pada Oktober, IMF memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini, yang mencerminkan hambatan yang terus berlanjut dari perang di Ukraina serta tekanan inflasi dan suku bunga tinggi dari bank sentral di beberapa negara seperti Federal Reserve AS (The Fed), yang bertujuan untuk melawan inflasi yang tinggi.

Selain itu, China telah membatalkan kebijakan nol-COVID dan memulai pembukaan kembali ekonominya yang kacau, meskipun konsumen di negara itu tetap waspada ketika kasus virus corona melonjak. Dalam komentar publik pertamanya sejak perubahan kebijakan nol-COVID, Presiden Xi Jinping pada Sabtu (31/12/2022) menyerukan lebih banyak upaya dan persatuan saat China memasuki "fase baru".

"Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, pertumbuhan China pada 2022 kemungkinan akan berada pada atau di bawah pertumbuhan global," kata Georgieva.

Baca juga: Potensi Resesi Ekonomi Global Tahun Depan Dinilai Jadi Ancaman Pasar Modal Indonesia

BERITA TERKAIT

Tidak hanya itu, infeksi Covid-19 yang diperkirakan melonjak di China dalam beberapa bulan ke depan kemungkinan akan semakin memukul ekonominya tahun ini serta menyeret pertumbuhan regional dan global, kata Georgieva, yang melakukan perjalanan ke China untuk urusan IMF pada akhir bulan lalu.

“Saya berada di China minggu lalu, dalam gelembung di kota di mana tidak ada Covid. Tapi itu tidak akan bertahan begitu orang mulai bepergian,” ujarnya.

“Untuk beberapa bulan ke depan, akan sulit bagi China, dan dampaknya terhadap pertumbuhan China akan negatif, dampaknya terhadap kawasan akan negatif, dampak terhadap pertumbuhan global akan negatif," sambung Georgieva.

Dalam proyeksi bulan Oktober, IMF mematok pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China tahun lalu sebesar 3,2 persen, setara dengan prospek global IMF untuk 2022. Pada saat itu, IMF juga melihat pertumbuhan tahunan di China meningkat pada tahun ini menjadi 4,4 persen sementara aktivitas global semakin melambat. 

Namun, pernyataannya menunjukkan pemotongan lain untuk proyeksi ekonomi China dan prospek pertumbuhan global, yang kemungkinan akan terbit sebentar lagi pada akhir bulan ini, ketika IMF memperkenalkan proyeksi yang diperbarui selama Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Baca juga: Menko Perekonomian Airlangga Sebut Saat Ini 30 Negara Antre Minta Bantuan IMF

Ekonomi AS Paling Tahan Lama

Sementara itu, ekonomi AS dapat menghindari kontraksi langsung yang kemungkinan akan menimpa sepertiga dari ekonomi dunia, kata Georgieva.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas