Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bappebti Akui Kesalahan, Banyak Korban Penipuan Investasi Robot Trading

Dalam catatan Bappebti, banyaknya masyarakat yang 'tercebur' dalam kasus investasi bodong Robot Trading mulai terjadi sejak 2020.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bappebti Akui Kesalahan, Banyak Korban Penipuan Investasi Robot Trading
Bambang Ismoyo/Triunnews.com
Plt Ketua Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan ini banyak masyarakat yang menjadi korban penipuan investasi Robot Trading.

Beberapa diantaranya seperti Robot Trading Viral Blast Global, DNA Pro, Fahrenheit, hingga Net89.

Plt Ketua Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengungkapkan, hal tersebut tidak terlepas dari kesalahannya yang tidak memberikan informasi yang masif ke masyarakat.

Baca juga: Beda Nasib Korban Doni Salmanan dan Indra Kenz soal Ganti Rugi, Hakim Singgung Kesadaran Main Judi

Dalam catatan Bappebti, banyaknya masyarakat yang 'tercebur' dalam kasus investasi bodong Robot Trading mulai terjadi sejak 2020.

Menurut Didid, untuk nenarik minat masyarakat, para pelaku penipuan robot trading mengklaim telah mendapatkan izin dari Bappebti.

"Dia (Robot Trading ilegal) berkedok transaksi perdagangan berjangka komoditi dengan membuat aplikasi yang luar biasa.

Berita Rekomendasi

Dan kesalahan kami memang tidak secara dini mengingatkan masyarakat. Kami akui, ini kesalahan kami," ucap Didid di Kantor Bappebti Jakarta, Rabu (4/1/2023).

"Karena kami menganggap itu bukan ranah Bappebti. Tapi ternyata ada pihak yang mengatasnamakan mendapat izin Bappebti," sambungnya.

Menurut Didid, masyarakat juga telah terlanjur percaya dengan iming-iming para afiliator yang menjanjikan keuntungan besar.

Padahal, lanjutnya, yang namanya setiap investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda. Dan memiliki tingkat keuntungan dalam jangka waktu yang tak sama.

Baca juga: Satu Tersangka Tewas dalam Kecelakaan, Polisi Pastikan Kasus Robot Trading Net89 Tetap Berlanjut

"Yang terjadi kemarin, robot trading itu kebanyakan mekanismenya penghimpunan masyarakat di satu orang, yang kemudian dia katakan nanti akan bertransaksi dengan robot trading yang dijamin pasti untung," papar Didid.

"Dan ini satu kesalahan. Tidak ada investasi yang menjamin pasti untung," pungkasnya.

Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan terdapat berbagai modus yang digunakan para afiliator investasi bodong atau ilegal, untuk mengelabui penghimpunan dan pembayaran dana secara ilegal.

Berdasarkan hasil analisis PPATK, beberapa modus itu diantaranya seperti penggunaan voucher yang diterbitkan oleh perusahaan exchanger, transfer dana ke perusahaan penjual robot trading, hingga penyamaran dana yang berasal investasi ilegal melalui sponsorship.

Adapun, modus transfer ke penjual robot trading bertujuan untuk mengelabui bahwa seolah-olah dana tersebut digunakan untuk membeli robot trading.

Selain itu, PPATK menduga bahwa para pelaku investasi ilegal menggunakan aset kripto sebagai sarana pembayaran fee kepada afiliator, menghimpun dana dari investor dengan menggunakan modus seolah-olah investor turut serta dalam penyertaan modal usaha, menggunakan Perusahaan Penyelenggara Transfer Dana (Payment Gateway).

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan, dugaan tersebut berdasarkan pantauan dan analisis PPATK secara terus-menerus pada transaksi keuangan yang terindikasi terlibat dengan investasi bodong.

“PPATK terus memantau dan menganalisis transaksi keuangan yang terindikasi dengan investasi ilegal,” ucap Ivan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/4/2022).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas