Said Iqbal: Rusuh di PT GNI Juga Dipicu Ketidakpuasan Buruh Atas Besaran Gaji
Kemarahan buruh di PT GNI meningkat karena gaji disebut hanya naik Rp 75 ribu.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, sudah menerima laporan terkait ribut-ribut antarburuh PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, yang mengakibatkan dua orang tewas.
Said mengungkapkan, setelah dua pekerja tewas, kemarahan buruh meningkat karena gaji yang diklaimnya hanya naik Rp 75 ribu.
"Menurut informasi yang kami terima dari Ketua Dewan Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Nasional SPN Katsaing, sudah ada laporan dari bawah, ini karena tidak puas, terpendam begitu, dan ada kenaikan upah yang murah sekali Rp 75 ribu per bulan itu cuma 13 dolar AS buat sekali makan mereka tenaga-tenaga asing ekspatriatnya," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (16/1/2023).
Setelah itu terjadi deadlock dan terjadi aksi mogok kerja pada 14 Januari yang berlanjut dengan aksi bentrok tersebut pada 15 Januari malam.
"Ini laporan yang kami terima resmi dari pimpinan serikat buruh di sana," ujarnya.
"Buruh-buruh melihat arogansi manajemen. Lalu, akhirnya tercapailah kesepahaman pemogokan dihentikan, tapi entah bagaimana beredar viral ada penyerbuan dari tenaga kerja asing, mereka keluar bawa besi, silakan ditanyakan langsung, ini makin parah lagi," pungkasnya.
Lakukan Investigasi
Manajemen PT GNI akan melakukan investigasi secara menyeluruh terkait insiden unjuk rasa berujung kerusuhan yang terjadi di Kawasan Industri GNI di Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Sabtu, 14 Januari 2023.
Head of Human Resources and General Affairs PT GNI Muknis Basri Assegaf mengatakan, kerusuhan tersebut mengakibatkan 2 korban jiwa dan membuat aktivitas perusahaan terhenti.
“Kami sangat menyayangkan insiden tersebut, pihak perusahaan akan berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk melakukan investigasi atas terjadinya peristiwa tersebut. Hal ini bukan saja merugikan perusahaan dan karyawan karena operasional pabrik harus terhenti, tapi juga merugikan masyarakat sekitar kawasan Industri,” ujar dia melalui keterangan resmi, Senin (16/1/2023).
Muknis mengungkapkan, pada hari Minggu, 15 Januari 2023, telah dilakukan pertemuan yang dihadiri Direktur Intelkam Polda Sulteng dan Sekda Morut Musda Guntur yang didampingi Kapolres Morut dan Dandim Morowali dan Morowali Utara.
“Dalam pertemuan tersebut, semua pihak menyayangkan kejadian yang menimbulkan kerusakan dan merugikan banyak pihak, baik perusahaan, karyawan hingga warga sekitar pabrik yang terdampak aktivitas hariannya,” katanya.
Terkait isu yang beredar terjadi penganiayaan oleh oknum Tenaga Kerja Asing (TKA) terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan kekerasan terhadap pekerja perempuan, dirinya menekankan bahwa isu tersebut tidak benar.