Cara Budi Waseso Hadapi Mafia Beras, 'Ngapain Ngumpulin Pedagang Kok Diintimidasi'
Buwas juga tegas mengatakan, siapapun bahkan dari dalam instansi Bulog yang berani bermain dengan urusan beras, tak segan Ia pecat.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pergerakan harga beras pada beberapa bulan terakhir membuat Presiden Joko Widodo gundah.
Komoditas pangan tersebut terus mengalami kenaikan di tengah kontroversi silang pendapat ketersediaan beras antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.
Bukan dua kementerian tersebut yang ditegur oleh Jokowi, tetapi Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog).
Baca juga: Jelang Musim Panen, Mendag Minta Bulog Segera Salurkan Beras Impor ke Pasar-pasar hingga Daerah
Jokowi mengaku menegur Perum Bulog lantaran harga beras naik. Menurut Presiden, kenaikan harga beras tersebut harus perlu diwanti-wanti agar tidak merugikan masyarakat hingga bisa menjaga inflasi.
"Hati-hati dengan yang namanya kenaikan beras. Saya sudah dua hari yang lalu memperingatkan Bulog untuk masalah ini karena di lapangan 79 daerah beras mengalami kenaikan yang tidak sedikit," ujar Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) se-Indonesia dipantau secara virtual, Selasa (17/1/2023).
Sementara Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso tak mengetahui persis apa yang menyebabkan harga beras tinggi, meski operasi pasar gencar dilakukan.
Ia menegaskan Bulog tidak dalam posisi berdagang ataupun mencari untung. Dimana Bulog memiliki peran untuk melakukan penugasan negara dalam melakukan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP).
Nantinya CBP digunakan untuk program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) termasuk operasi pasar.
"Kita sudah lakukan (operasi pasar), cuma saya tidak tahu begitu banyaknya (beras CBP) yang kita lepas tapi harganya tetap tinggi. Pasti ada sesuatu!," kata Budi dalam Konferensi Pers di Kantor Bulog, Jakarta, Jumat (20/1/2023).
Ia menduga ada mafia dibalik gonjang-ganjing harga beras yang terus naik di dalam negeri.
Baca juga: Soal Beras Impor 300 Juta Ton, Pengamat: Jangan Dikeluarkan, Biar Petani Menikmati Harga Baik
Hal tersebut lantaran intevensi harga melalui operasi pasar telah gencar dilakukan Bulog namun harga masih betah tinggi.
"Sebenarnya saya sudah tahu, kalau tanda kutip ada mafia, memang ada. Saya ini punya kebijakan atas dasar perintah Pak Presiden, kita harus menggelontorkan sebanyak mungkin sesuai kebutuhan.
Tidak ada monopoli terhadap masalah perberasan, karena beras adalah kebutuhan pokok yang mendasar," tegasnya.
Bulog menegaskan setiap pedagang beras berhak mendapatkan beras dengan harga murah.
Dimana Bulog melepas beras untuk operasi pasar dengan harga Rp 8.300 per kilogram (kg).
Maka, seharusnya dengan harga Rp 8.300, Buwas menyatakan sampai ke konsumen maksimal sesuai harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 9.450 per kg.
Namun, Budi mengatakan dari informasi yang ia dapatkan para pedagang justru mendapatkan beras dengan harga mahal. Maka pada akhirnya pedagang menjual dengan harga yang mahal pula.
"Bagaimana dia mau jual murah, karena dia belinya juga mahal. Oleh sebab itu saya tidak mau lagi sekarang, makanya saya undang pedagang sebanyak-banyaknya.
Siapa yang mau beli saya buka, tidak koordinator-koordinatoran. Tidak ada mafia. Ngapain ngumpulin pedagang kok diintimidasi, jangan dipikir saya tidak tahu," katanya blak-blakan.
Baca juga: Bulog Serap Beras Petani di Maret, Pengamat Desak Pemerintah Segera Tetapkan HPP
Ia mengaku memiliki rekaman atas tindakan oknum yang melakukan hal tersebut. Bahkan siapa saja oknum yang melakukan intimidasi pada pedagang, ia juga telah mengetahui.
"Model apa preman-preman gini, masalah beras, urusan perut masyarakat dipakai mainan. Jangan merasa hebat ancam-ancaman. Berani ngancam negara lagi, model mana?," tegasnya.
Atas hal tersebut Bulog akan menyampaikan informasi tersebut kepada Satgas Pangan yang memiliki wewenang.
Buwas juga tegas mengatakan, siapapun bahkan dari dalam instansi Bulog yang berani bermain dengan urusan beras, tak segan Ia pecat.
Pasalnya beras CBP merupakan milik negara untuk kepentingan masyarakat dan tidak ada satupun yang bisa menguasai.
Baca juga: Jelang Musim Panen, Mendag Minta Bulog Segera Salurkan Beras Impor ke Pasar-pasar hingga Daerah
"Saya sampaikan ke Pinwil (pimpinan wilayah) seluruh Indonesia siapa yang bermain ini saya pecat langsung. Tidak ada tindak-tindak, teguran," tegas Budi.
Bulog menegaskan, dengan adanya operasi pasar dengan harga murah tujuannya agar masyarakat mendapatkan harga dengan harga murah.
Apabila ada pedagang yang mencari untung menjadi hal lumrah, dengan batas kewajaran.
"Orang yang mengintimidasi tidak akan saya kasih sebutir pun. Untuk apa kalau ternyata menjadikan (beras) mainan.
Jadi siapa saja pengusaha beras boleh beli di Bulog sesuai dengan aturan. Kalau ada anggota saya yang bermain sampaikan ke saya," tuturnya.
Operasi Pasar
Meski demikian, Budi Waseso menegaskan fungsi stabilisasi harga pangan khususnya beras terus berjalan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau dikenal Operasi Pasar beras di seluruh wilayah Indonesia dengan menggelontorkan sebanyak 100 ribu ton beras SPHP pada awal Januari 2023 untuk meredam gejolak kenaikan harga beras di pasaran.
Sesuai arahan Presiden pihaknya telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran Bulog untuk memastikan operasi pasar (program SPHP) yang sudah berjalan lancar di tahun 2022 makin digencarkan lagi guna meredam gejolak harga di pasar.
“Kami mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada kenaikan harga.
Kondisi sekarang ini belum musim panen raya jadi ketersediaan barang di pasar tidak banyak sehingga ada sedikit kenaikan harga, itu sebabnya operasi pasar berlangsung intensif,” kata Budi Waseso, Kamis (19/1/202).
Kebijakan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui Perum Bulog bertujuan menahan laju kenaikan harga beras.
Dengan adanya impor beras dan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) terpenuhi, maka harga beras di pasaran dipastikan akan terkendali.
Kedatangan beras impor menjadikan stok cadangan beras pemerintah di Bulog kini menjadi 683 ribu ton. Tambahan beras impor semata-mata memperkuat cadangan beras nasional sampai datangnya musim panen raya pada Maret 2023.
“Jumlah ini cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan panen raya,” kata Budi Waseso.
Mantan Kepala Badan narkotika nasional (BNN) itu mengatakan, selain mendapatkan tambahan stok beras impor, Bulog juga terus dan aktif maksimalkan penyerapan pada saat panen raya mendatang.
Harapannya semua stok cadangan beras pemerintah pada tahun ini bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri sendiri.
Bulog saat ini terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun pemeirntah daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap berada pada kondisi stabil atau tidak mengalami lonjakan yang tinggi.
Sementara itu Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid mengatakan, saat ini rata-rata pasokan beras harian di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) di bawah 20.000 ton. Tipisnya pasokan beras disebabkan karena belum adanya panen di daerah.
"Rata-rata di food station kalau normal secara keseluruhan ada stok 40.000 ton-50.000 ton, sekarang diperkirakan ada di bawah 20.000 ton," ungkap Zulkifli. (Kontan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.