Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia Perlu Waspadai Lima Risiko Ketidakpastian Ekonomi Global 

Resesi ekonomi global yang diprediksi terjadi tahun ini diyakini tidak begitu berdampak signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Indonesia Perlu Waspadai Lima Risiko Ketidakpastian Ekonomi Global 
Tribunnews/fin
Diskusi ekonomi bertema “Resiliensi Ekonomi Nasional di Tengah Ancaman Resesi Global” yang diselenggarakan IPOL.ID di Tamarin Hotel Jakarta, Rabu, 25 Januari 2023. 

Selain itu laju inflasi di Indonesia dia prediksi akan mulai jinak. Namun respon kebijakan suku bunga oleh bank sentral diperkirakan masih akan dilakukan dilakukan setidaknya di semester I 2023.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan di kisaran 4,5 sampai 5,3 persen tahun 2023 ini, didukung oleh kuatnya kinerja ekspor, pengendalian inflasi dan permintaan domestik," ujar Muhamad Siroth.

Aktivitas sektor pariwisata diperkirakan meningkat.

Ekonom INDEF Dr M Rizal Taufikurahman juga jadi pembicara di seminar yang sama memprediksi resesi ekonomi global akan benar-benar terjadi pada 2023. Bahkan resesi ekonomi global akan berimbas pada banyak negara, tak terkecuali negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.

"Saya kira perekonomian gklobal tahun ini memang gelap. Namun gelap dalam konteks bukan gelap gulita, tetapi bagi Indonesia memang berat untuk menghadapi perekonomian sekarang," ujarnya.

Meski begitu, resesi ekonomi global tidak begitu berdampak signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: Gubernur BI Sebut Indonesia Tak Alami Resesi, Tapi Terancam Resflasi, Apa Itu?

Apalagi, kata dia, Indonesia telah mendapatkan keuntungan dari berbagai penyebab resesi ekonomi global, seperti pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina hingga perang dagang antar negara raksasa, China dan Amerika.

Berita Rekomendasi

Dr M Rizal Taufikurahman juga menyoroti rendahnya daya saing Indonesia dibandingkan negara lain.

"Seharusnya jika ekspornya naik, rupiah kita menguat. Tapi hal itu tidak terjadi karena daya saing industri kita rendah," ujarnya.

Karena itu dia mengingatkan agar Pemerintah serius menjalankan strategi hilirisasi industri seperti industri pengolahan hasil tambang agar memberi nilai tambah ekonomi.

"Hilirisasi menjadi jawaban agar daya saing industri kita lebih kuat," ujarnya.

Terkait dengan kurs rupiah dia berharap rupiah semkain menguat terhadap dolar AS karena dalam jangka panjang nilai tukar rupiah yang semakin terapresiasi akan semakin bagus buat perekonomian.

"Dulu, di masa krisis ketika Indonesia dipimpin Pak Bj Habibibie, kurs rupiah bisa tembus di Rp 3000 per dolar. Untuk saat sekarang jika kurs rupiah bisa menembus di level Rp 10 ribu atau Rp 11 ribu per dolar, itu sudah cukup bagus," ungkap Rizal.

Direktur IPOL.ID M Solihin mengatakan, resiliensi ekonomi Indonesia dan optimisme serta kewaspadaan tersebut perlu digaungkan agar masyarakat bisa lebih paham dan mampu mengambil langkah-langkah antisipasi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas