Hadapi Tantangan Industri Otomotif di 2023, Kemenperin Dorong Perusahaan Jangkau Pasar Baru
Kemenperin dan para stakeholder terus berupaya memastikan bahwa proses produksi industri otomotif dapat berjalan dengan baik.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menunjukkan performa maksimal di tahun 2022, industri otomotif nyatanya masih dihantui banyak tantangan pada 2023.
Beberapa tantangan diantaranya terkait ketersediaan bahan baku, kekurangan semi-konduktor, kendala logistik dan transportasi, serta biaya energi yang tinggi.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian R. Hendro Martono, menyampaikan untuk mengatasi tantangan tersebut, Kemenperin mendorong perusahaan untuk mengembangkan sayap untuk menjangkau pasar-pasar baru, menguatkan inovasi, serta meningkatkan anggaran research and development (RnD).
Baca juga: Daftar Perusahaan Otomotif yang Serius Membangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
"Hal-hal tersebut akan menjadi basis bagi Kemenperin dalam memperjuangkan insentif untuk industri otomotif. Inovasi serta ketersediaan bahan baku merupakan kunci bagi masa depan industri otomotif," tutur Hendro, Senin (30/1/2023).
Di samping itu, Kemenperin dan para stakeholder terus berupaya memastikan bahwa proses produksi industri otomotif dapat berjalan dengan baik, termasuk dalam hal ketersediaan bahan baku.
"Bapak Menteri Perindustrian juga meminta komitmen para pelaku industri otomotif untuk meningkatkan kandungan produk lokal, baik suku cadang maupun komponen, dalam proses manufaktur," terangnya.
Hendro menekankan perlunya integrasi industri kecil dan menengah (IKM) dalam pasokan dan produksi bagi industri yang lebih besar.
"Kemenperin berkomitmen untuk terus pertumbuhan dan pengintegrasian IKM ke dalam produksi global dan rantai pasokan industri otomotif. Kemitraan antara industri besar dan industri kecil ini diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang hebat," imbuhnya.