Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Hentikan Penjualan Tiket, Maskapai Penerbangan Regional Terbesar Eropa Flybe di Ambang Bangkrut

Ada indikasi kuat, maskapai penerbangan berbasis di Inggris, Flybe, sedang di ambang kebangkrutan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Hentikan Penjualan Tiket, Maskapai Penerbangan Regional Terbesar Eropa Flybe di Ambang Bangkrut
AFP/Geoff Caddick/The New York Times
Armada pesawat propeller Flybe. Akhir Januari 2023 Flybe resmi menghentikan penjualan tiket penerbangan dan membatalkan semua penerbangannya ke berbagai jurusan karena kondisi keuangan perusahaan yang semakin parah. Flybe merupakan salah satu maskapai regional terbesar di Eropa. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Salah satu maskapai regional terbesar di Eropa, Flybe, resmi menghentikan penjualan tiket penerbangan dan membatalkan semua penerbangannya ke berbagai jurusan karena kondisi keuangan perusahaan yang semakin parah.

Ada indikasi kuat, maskapai penerbangan berbasis di Inggris tersebut sedang di ambang kebangkrutan.

Di situs resminya, Flybe telah memasukkkan dokumen permohonan perlindungan diri kebangkrutan ke otoritas di Inggris.

"Flybe telah menghentikan perdagangan dan semua penerbangan dari dan ke Inggris yang dioperasikan oleh Flybe telah dibatalkan dan tidak akan dijadwal ulang. Jika Anda dijadwalkan terbang menggunakan Flybe hari ini atau di masa mendatang, harap tidak menuju bandara kecuali Anda sudah mengatur penerbangan alternatif dengan maskapai lain," sebut Flybe dalama pernyataan resminya di website perusahaan.

Sayangnya, Flybe tidak membantu pelanggannya yang kecele mencari penerbangan alternatif.

Dikutip dari Russia Today, Senin (30/1/2023), berkantor pusat di Birmingham, Flybe telah menjadi maskapai penerbangan regional terbesar di Eropa sebelum pandemi virus corona (Covid-19).

Berita Rekomendasi

Flybe mengangkut sekitar 8 juta penumpang per tahun melalui 81 bandara di seluruh Inggris dan Eropa.

Flybe kali pertama didorong ke administrasi pada Maret 2020, saat pasar perjalanan dilanda aturan pembatasan akibat pandemi.

Perusahaan sempat kembali beroperasi dalam skala lebih kecil pada April 2022, setelah bisnis dan asetnya dibeli oleh Thyme Opco, entitas yang terkait dengan hedge fund Amerika Serikat (AS) Cyrus Capital.

Baca juga: Merpati Airlines Pailit, Ini Kilas Balik Perjalanan Panjang Maskapai Pelat Merah Ini

Namun, Flybe gagal membangun kembali bisnisnya di tengah dampak pandemi yang masih ada pada industri penerbangan dan persaingan dari operator berbiaya rendah yang lebih mapan.

Armada pesawat propeller Flybe
Armada pesawat propeller Flybe saat take off. Akhir Januari 2023 Flybe resmi menghentikan penjualan tiket penerbangan dan membatalkan semua penerbangannya ke berbagai jurusan karena kondisi keuangan perusahaan yang semakin parah. Flybe merupakan salah satu maskapai regional terbesar di Eropa.

Pengadilan Tinggi Inggris telah menunjuk David Pike dan Mike Pink dari firma penasihat keuangan Interpath sebagai administrator bersama Flybe.

Pike mengatakan bahwa perusahaan akan mencari investor baru untuk menyelamatkannya dari kehancuran finansial total.

Baca juga: Diego Mamahit Co-Pilot Sriwijaya Air yang Jatuh Ternyata Anak Mantan Petinggi Bouraq Airlines

Seorang Juru bicara Interpath mengatakan Flybe hanya akan mempertahankan 45 dari 321 karyawannya untuk saat ini.

Ia mencatat, sekitar 75.000 pelanggan Flybe yang memiliki pemesanan di masa mendatang akan terpengaruh oleh pembatalan penerbangan.

Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) Inggris mengumumkan bahwa penumpang Flybe yang tidak dapat lagi menggunakan tiketnya akan ditawarkan diskon untuk penerbangan menggunakan maskapai lain.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas